maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Badan Amil Zakat Nasional

BAZNAS Dukung Berhenti Merokok untuk Kesehatan Paru

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di ASEAN yakni 65,19 juta orang.

arsip tempo : 171169411145.

Webinar Berhenti Merokok untuk Kesehatan Paru, 1 Juni 2021.. tempo : 171169411145.

Rokok sampai saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia. Bahkan bukannya berkurang, jumlah perokok justru terus meningkat setiap tahunnya. Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The Tobacco Control Atlas, Asean Region, menunjukkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di ASEAN, yakni 65,19 juta orang. Angka tersebut setara 34 persen dari total penduduk Indonesia.

Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau sedunia, Rumah Sehat BAZNAS menyelenggarakan webinar dengan tema Berhenti Merokok untuk Kesehatan Paru. Materi Tips Berhenti Merokok dipaparkan Yayi Suryo Prabandari, Koordinator Quit Tobacco Indonesia, sekaligus sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada.

Dia menjelaskan bahwa kampanye bebas asap rokok ke masyarakat bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan angka perokok di Indonesia. Pada dasarnya perusahaan rokok telah memodifikasi produk rokoknya agar menimbulkan efek candu yang lebih cepat pada perokok pemula, dan sasarannya adalah anak-anak atau remaja.

Yayi menuturkan pengendalian perilaku merokok perlu dikuatkan melalui konseling singkat dengan pedoman 5A (ask, advice, assess, assist, dan arrange). Layanan ini bisa diterapkan baik di dalam layanan kesehatan maupun di dalam masyarakat langsung oleh konselor kepada pasien/perokok.

Intervensi untuk perokok yang belum ingin berhenti dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan dampak rokok bagi kesehatan diri sendiri maupun keluarga. Kemudian bagaimana keuntungan dari berhenti merokok serta mendiskusikan tantangan yang dihadapi apabila berhenti merokok. Yayi mengatakan lakukan pemantauan dan pendampingan terus menerus hingga terlihat perubahan perilaku untuk berhenti merokok.

Yayi menekankan bahwa perubahan perilaku pada seseorang untuk berhenti merokok membutuhkan kesiapan, keinginan dan kemampuan untuk berubah. Karena menurutnya ukuran seseorang sudah berhasil menjadi non-perokok apabila mampu bertahan minimal 1 tahun tidak merokok.

“Berhenti merokok menjadi salah satu solusi menurunkan prevalensi merokok. Akan tetapi perlu pemahaman dan cara yang benar agar berhenti merokok dapat diterapkan dengan efektif,” kata Yayi.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 29 Maret 2024

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan