Runtuhnya Wibawa Pusat Bahasa
Beberapa bulan lalu, saya sempat bertemu dengan seorang teman yang mengajar bahasa Melayu di Brunei Darussalam. Hazmibegitu namanyabekerja sebagai guru bahasa Melayu di sekolah dasar di sana. Kata Hazmi, mengajar di Brunei sungguh ringan. Sebab, jumlah anak dalam satu kelas hanya belasan orang. Bayangkan jika harus mengajar di sekolah negeri di Indonesia yang jumlah siswa satu kelasnya bisa puluhan orang.
Dalam satu kesempatan, kami mendiskusika
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini