Hari Bumi diperingati setiap 22 April. Tahun ini, gerakan lingkungan paling signifikan di dunia tersebut memasuki usia ke-50. Agenda besar pada tahun ini adalah menghubungkan satu miliar orang secara online guna mengatasi masalah perubahan iklim.
Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran publik akan lingkungan hidup dan menginspirasi tindakan untuk melindunginya. Lantaran peringatan kali ini bertepatan dengan pandemi corona, kegiatan dilakukan dengan tetap memperhatikan pembatasan jarak sosial.
Ya, dengan aturan pembatasan jarak sosial yang diberlakukan di seluruh dunia untuk memerangi penyebaran virus corona, jutaan orang yang tadinya diharapkan memenuhi taman, stadion, universitas, dan plaza di seluruh dunia kali ini dikumpulkan secara online.
"Di tengah wabah seperti ini, kami tetap mendorong orang untuk bangkit, tapi melakukannya dengan aman dan bertanggung jawab," ucap Kathleen Rogers, Presiden Earth Day Network. "Kami menyuarakan upaya melestarikan lingkungan secara online, tidak secara langsung."
Earth Day Network, sebagai penyelenggara, dan para pencinta lingkungan terus maju memperingati Hari Bumi sedunia ini. Untuk menyebarluaskan informasi dan menumbuhkan kesadaran publik, mereka memanfaatkan aplikasi mobile, webinar, dan kampanye digital.
Earth Day Network juga mengajak warga dunia terlibat secara aktif melalui aplikasi yang disebut Earth Challenge 2020, yang bekerja sama dengan US Department of State’s Eco-Capitals Forum dan Wilson Center di Washington, DC.
Earth Challenge 2020 adalah aplikasi telepon seluler pintar yang memungkinkan pengguna mengambil gambar dan mengunggahnya untuk memberikan data lokal tentang masalah lingkungan kritis, seperti kualitas udara, limbah plastik, dan populasi serangga.
Aplikasi ini memungkinkan orang melakukan protes secara virtual; membuat poster dan membagikannya di media sosial dengan tagar seperti #EarthDayNetwork; menghadiri presentasi virtual yang diselenggarakan oleh mahasiswa, universitas, dan pemimpin lainnya; menonton pertunjukan; serta bermain game trivia.
Aplikasi ini juga dapat memverifikasi data satelit tentang tanaman apa yang sedang tumbuh di seluruh dunia. Data ini memungkinkan para peneliti memerangi kelaparan dengan lebih baik.
Salah satu pendiri Hari Bumi, Denis Hayes, menginisiasi gerakan ini untuk pertama kalinya pada 1970 dan memperluasnya secara internasional pada 1990. Menurut Hayes, dalam kondisi seperti saat ini, mungkin orang sulit berharap planet ini menjadi lebih baik.
"Kondisi saat ini menyedihkan," kata Hayes. "Tapi saya punya satu pesan untuk Anda: segala sesuatunya belum berakhir. Kita masih punya waktu untuk dapat membalikkan keadaan ini sebelum mencapai titik kritis yang tidak mungkin dipulihkan." USA TODAY | GRAPHIC NEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA
50 Tahun Hari Bumi