Apple dan Google-penguasa 99 persen sistem operasi telepon seluler pintar dunia-sepakat bekerja sama membuat aplikasi pelacak virus corona yang dapat dipasang ke dalam sistem operasi ponsel pintar. Aplikasi ini diharapkan akan membantu menghentikan penyebaran Covid-19.
Aplikasi tersebut-rencananya dirilis pada tahun ini-akan memberi peringatan kepada pengguna ponsel jika mereka melakukan kontak dengan seseorang yang positif terinfeksi virus corona. Dengan begitu, diharapkan mereka mau mengisolasi diri atau mencari nasihat medis.
Dengan hampir semua ponsel pintar di dunia menggunakan sistem operasi iOS dari Apple maupun Android bikinan Google berarti langkah ini dapat secara signifikan memperlambat penyebaran virus corona.
"Kolaborasi ini memudahkan fungsi layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat," kata Michael Veale, dosen hukum di University College London, Inggris, yang terlibat dalam sistem pelacakan kontak Eropa Decentralized Privacy-Preserving Proximity Tracing (DP-3T).
Aplikasi ini didasari prinsip "jejak kontak", di mana ponsel pintar dapat mendeteksi keberadaan ponsel lain hingga jarak sekitar 2 meter di sekitarnya. Cara kerjanya dengan menggunakan gelombang radio UHF dan gelombang pendek Bluetooth.
Agar sistem berfungsi, orang yang dites positif terkena virus akan memberi tahu aplikasi kesehatan masyarakat di negara mereka bahwa ia telah terinfeksi. Aplikasi kesehatan masyarakat kemudian akan menautkan informasi itu ke perangkat Apple atau Google.
Apple atau Google kemudian akan memberi peringatan ke ponsel pintar yang mendekati ponsel pengguna yang telah terinfeksi dalam 14 hari terakhir. Hal ini memungkinkan orang untuk segera melakukan isolasi sendiri atau diuji virusnya.
Agar tak melanggar masalah privasi pengguna ponsel pintar, tidak ada data lokasi global positioning system (GPS) yang disimpan. Selain itu, semua informasi akan tetap anonim dan dienkripsi.
Apple dan Google mulai bekerja membuat aplikasi tersebut sejak awal April dan berharap untuk menginstalnya ke dalam sistem operasi mereka dalam beberapa bulan mendatang.
"Yang perlu dicatat, aplikasi ini bukan pengganti pengujian virus. Anda tetap harus mendatangi petugas medis bila pernah melakukan kontak dengan pasien positif," kata Al Gidari, dosen sekolah hukum dan penasihat eksternal untuk Google.
Apple dan Google terus bekerja menyatukan perbedaan di antara dua sistem operasi iOS dan Android. Selama ini, kedua sistem operasi itu tak mendukung satu sama lain. Aplikasi buatan Google tak berjalan di iOS dan sebaliknya.
Berdasarkan paket tersebut, ponsel pengguna dengan teknologi ini akan memancarkan sinyal Bluetooth unik. Ponsel dalam jarak sekitar 2 meter dapat merekam informasi anonim tentang pertemuan.
Koneksi akan diacak untuk menjaga kerahasiaan data individu yang terinfeksi. Informasi itu bahkan tak bisa dilihat oleh pembuat aplikasi, baik Apple maupun Google. Apple dan Google juga memastikan sistem pelacakan kontak tersebut tak akan menampilkan lokasi GPS.
"Apple dan Google telah melakukan pendekatan yang tampaknya dapat mengurangi risiko terganggunya privasi pengguna," ucap Jennifer Granick, penasihat pengawasan dan keamanan dunia maya untuk American Civil Liberties Union.
Menurut penelitian Pew Research Center, pada tahun lalu, 76 persen orang di Amerika Serikat dan negara maju lainnya memiliki ponsel pintar. Sedangkan di negara berkembang, seperti Indonesia, tingkat kepemilikannya 45 persen.THe VERGE | REUTERS | GRAPHIC NEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA
Mendeteksi Penderita Covid-19 Lewat Ponsel