Di tengah renovasi Gedung Sarinah, berita soal relief di salah satu bagian dasar gedung itu mencuat. Relief berukuran 12 meter x 3 meter yang menggambarkan petani, nelayan, dan perempuan yang membawa barang jualan itu menimbulkan sejumlah spekulasi dan teka-teki. Mulai dari siapa pembuatnya hingga mengapa selama ini tersembunyi.
Relief di gedung berlantai 15 itu memang tidak banyak diketahui masyarakat. Karya tersebut berada di sebuah ruang tertutup di belakang bekas gerai makanan cepat saji. Karena itu, sempat muncul dugaan bahwa relief itu baru ditemukan. Namun Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati meluruskan dugaan tersebut, bahwa relief itu sudah ada sejak dulu.
Dalam konsep Sarinah yang baru, relief tersebut akan ditonjolkan dan posisinya akan berada di atrium Sarinah. “Relief akan menjadi ikon cagar budaya di Gedung Sarinah,” kata Fetty Kwartati kepada Dian Yuliastuti, Moyang Kasih, dan Fransisco Rosarian dari Tempo, 13 Januari lalu, melalui aplikasi pertemuan.
Dalam wawancara itu, ia juga bercerita perihal konsep bisnis Sarinah ke depan hingga keseharian dan kesukaannya.
Bagaimana latar belakang penemuan relief di Sarinah?
Saya mau klarifikasi ke teman-teman media bahwa relief ini bukan baru ditemukan karena memang sudah ada sejak gedung Sarinah berdiri. Relief ini bagian dari Gedung Sarinah yang memang dibangun pada 1963 oleh Bung Karno. Relief ini diketahui oleh pihak Sarinah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta tim ahli cagar budaya dari Pemprov DKI. Jadi, sudah terdata dan ter-record sebagai bagian dari gedung Sarinah.
Mengapa baru terlihat?
Masalahnya, pada 1980-an, terjadi perubahan layout dan konsep di Sarinah, sehingga relief tersebut tidak dimunculkan. Dengan desain konsep retail yang baru, maka menjadi layout seperti sekarang. Renovasi tahun ini fokusnya di gedung dan annex-nya, sambil relief ini juga akan direstorasi. Relief ini akan jadi ikon cagar budaya di Gedung Sarinah. Tidak akan dipindahkan.
Berarti sejak Sarinah dibuka hingga 1980-an, relief itu dapat dilihat umum?
Sarinah dibangun pada 1963, tapi dibuka pada 1966. Selama 20 tahun masih bisa dilihat umum. Ya. Lokasi relief itu tetap berada di tempatnya dibuat. Lokasinya di ground floor dan nanti akan ada di atrium Sarinah. Jadi center point. Karena faktor usia, perlu perbaikan sedikit. Secara utuh masih dalam kondisi baik. Untuk ditampilkan kepada masyarakat umum tentu perlu ada proses restorasi sedikit.
Dulu Anda sering belanja ke Sarinah, pernah melihat relief itu?
Saya ke Sarinah usia kira-kira SMP atau SMA, pada 1986. Saya tidak lihat. Kebakaran kan pada 1984, itu lumayan mayor, sehingga desain juga berubah cukup signifikan.
Bagaimana rencana publikasi relief itu untuk masyarakat?
Untuk publikasi relief, akan berkolaborasi dengan Ditjenbud, tim cagar budaya. Akan dibuat buku, video, dan film. Itu sedang disiapkan berbarengan dengan launching Sarinah pada Agustus mendatang.
Ada yang menyebut relief sudah tertutup sejak Sarinah dibuka karena upaya menutup-nutupi warisan Sukarno?
Saya melihat ini sebagai konteks department store atau pusat belanja saja. Info yang saya dapat, ada perubahan dari sisi konsep maupun layout. Itu sangat wajar menurut saya sebagai pelaku retail. Memang harus ada peremajaan di setiap saat agar selalu fresh dan update dengan kekinian. Ini juga yang mulai kita lakukan sejak tahun lalu. Transformasi gedung, business branding product, dan lainnya. Untuk membuat konsep retail, ini stay relevant.
Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati (kanan) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) melihat maket saat acara Pencanangan Perdana Transformasi Sarinah di Jakarta, 18 Agustus 2020. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Bagaimana konsep Sarinah ke depan?
Relief akan menjadi bagian dari transformasi bisnis Sarinah, brand, dan Sarinah secara keseluruhan. Yang dilakukan dalam transformasi, mengembalikan Sarinah seperti dulu sebagai retail modern yang mempunyai keberpihakan ekonomi kerakyatan dari berbagai sektor, ya, pertanian, perkebunan, dan hasil nelayan. Pada awalnya, Sarinah seperti toserba (toko serba ada). Kemudian terjadi perubahan sesuai dengan zamannya. Sekarang kami mau kembalikan Sarinah sebagai leading ecosystem untuk produk UMKM. Jadi, ada benang merah Sarinah punya visi misi nation branded, mother brand.
Karena itu, perlu perubahan peremajaan gedung, konsep bisnis, branding tenant curation, digital bisnis, transformasi back office, proses yang menunjang Sarinah sebagai leading ecosystem nanti. Pada Agustus 2021, gedung dibuka dan akan ada konsep baru F&B, special store, produk fashion, kerajinan, kesehatan dan kecantikan, kosmetik, barang seni, trading house, serta ruang budaya. Juga akan ada satu wadah edutainment mempelajari budaya dengan cara kekinian dan menunjang bisnis Sarinah sebagai retailer.
Lainnya?
Akan ada usaha untuk peningkatan kapasitas UMKM. Sarinah akan menjadi panggung karya Indonesia. Anak bangsa yang punya produk unggulan bisa berkesempatan manggung dengan kreasi-kreasi. Kalau mau lihat kekayaan Indonesia, di sini tempatnya: food culinary, wastra, film, art, musik, hingga musik tradisional. Jadi mass visit place, baik orang Indonesia atau turis mancanegara. Dari seni, budaya, retail modern, hingga kuliner.
Bagaimana dengan produk dari luar Jakarta?
Sarinah Thamrin merupakan flagship. Yang akan dilakukan lebih besar dan banyak, akan melibatkan produk dan karya yang tersebar di daerah. Untuk mendekatkan gerai di daerah, Sarinah ada di Bandung, Semarang, Malang, dan gerai Sarinah di airport besar. Dengan holding yang dibuat Pak Erick Thohir (Menteri Badan Usaha Milik Negara), kolaborasi dengan BUMN lainnya sebagai ekosistem produk UMKM, sinergi makin besar dan kesempatan lebih besar.
Flagship di Sarinah seperti apa?
Konsep paling komplet di Sarinah Thamrin: retail, duty free, trading house fokus ekspor, program pandu, food and beverage, serta ruang budaya. Untuk yang di luar Jakarta, bergantung pada lokasi, luas, dan seberapa besar bisa dibuat miniaturnya. Ini nanti setelah tahap pertama ini selesai.
Bagaimana kurasi produk yang mewakili seluruh Nusantara?
Memang harus melalui kurasi selektif. Target market middle class ke atas. Tapi kami juga mau membuat jadi panggung semua orang, sepanjang produk unggulan. Ada tim yang melakukan. Tidak harus Sarinah, tapi juga dari BUMN lain. Mereka punya Rumah Kreasi BUMN. UKM binaan mereka bisa jadi screening awal. Kerja sama juga dengan Smesco Indonesia yang punya sumber UMKM. Produk yang sudah naik kelas bisa masuk daftar ekspor, duty free shop di Thamrin, dan airport besar. Berkesempatan untuk ekspose global. Nantinya juga ada House of Indonesia di mancanegara yang menaungi produk UMKM.
Berapa persen alokasi UMKM dan produk kerakyatan?
Sesuai dengan arahan Menteri BUMN, alokasi produk lokal dan non-lokal 80 : 20 persen. Kami akan mengelola produk Indonesia, baik yang sudah establish, brand lokal, brand baru, sebagai cikal-bakal produk besar lainnya. Ada semacam pandu dan membuat mereka naik kelas.
Tantangannya seperti apa, mengingat di sekeliling Sarinah juga banyak mal besar?
Challenging sekaligus opportunity. Quick win. Sarinah ini sangat unik. Fokusnya jelas, jadi nation brand, brand nasional. Dari sisi produk dan tenant sangat unik karena memadukan tenant konvensional dan modern.
Wajah baru Gedung Sarinah seperti apa nantinya?
Sarinah sebagai gedung sudah dicatat sebagai cagar budaya. Kami dapat rekomendasi dari tim cagar budaya dan beberapa sidang kami lalui. Ada beberapa item yang dipertahankan sebagai cagar budaya. Pertama adalah tower Sarinah akan terlihat seperti gedung awal 1960-an, hanya unsur vertikal dan horizontal. Direkomendasikan untuk dikembalikan seperti aslinya.
Relief sebagai cagar budaya akan ditampilkan sesuai dengan aslinya di lokasi tersebut, dengan narasi yang sangat inline dengan transformasi Sarinah. Juga ada kolam pantul dimunculkan kembali. Sebagai simbol, kolam pantul mengingatkan untuk merefleksi diri ke depan untuk perbaikan ke depan. Tangga dan eskalator pertama tetap dipertahankan meski kurang berfungsi. Sarinah kan termasuk gedung pencakar langit, toserba, dan retail modern pertama.
Bagaimana perkembangan proses renovasi?
Prosesnya dibagi menjadi dua. Ada pembongkaran dan pembangunan, termasuk renovasi. Tidak semua dipugar. Saat ini mulai pembangunan, sudah terlihat dikasih sarung atau kelambu. Sudah separuhlah pembangunannya.
Bagaimana ceritanya Anda diminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin Sarinah?
Background saya di retail brand international. Saya di situ 16 tahun kira-kira. Dengan background tersebut, saya memberanikan diri menerima ajakan Pak Menteri untuk membangun Sarinah. Untuk transformasi Sarinah dan bener-bener reborn, berarti banyak sekali yang bisa dilakukan, harus dilakukan dan dipersembahkan untuk masyarakat Indonesia dan market internasional.
Butuh berapa lama memutuskan untuk menerimanya?
Enam bulan, sejak pertama kali dihubungi, ketemu, dan sampe bergabung. Terus terang ada keraguan. Apa saya cocok dengan konsep Sarinah? Tapi saya diyakinkan, justru harus dibantu, harus gotong-royong membuat sesuatu yang berbeda. Oh iya, kalau harus berubah, it’s very interesting, tapi memang butuh dukungan semua pihak. Bersyukur pemerintah sangat mendukung. Begitu beliau (Erick) jadi menteri, sudah mulai ada pembicaraan memang.
Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati dan komunitas CISV dalam acara Mosaic 2019: Jaleuleu Ja!! Dok. PT Sarinah
Selain sibuk di Sarinah, apa kegiatan Anda?
Saya sangat aktif di organisasi juga, tapi selama pandemi dilakukan secara virtual. Saya juga aktif di CSIV Indonesia, yang merupakan bagian dari CSIV global. Ini sebuah organisasi nonprofit untuk edukasi, pendidikan, dan perdamaian melalui persahabatan antarbangsa.
Bagaimana awalnya aktif di CSIV ini?
Pada 2010 bergabung jadi member, kirim anak-anak, lalu mulai menjadi pengurus, kemudian ketua cabang, dan akhirnya sekarang di ketua tingkat nasional.
Apa saja kegiatan CSIV dan apa nilai yang diajarkan?
Biasanya kami ada kemah selama dua pekan sampai sebulan, anak usia 11 tahun, remaja, untuk dididik tentang perdamaian. Nilai yang diajarkan seperti toleransi, pikiran yang terbuka, tidak boleh menghakimi orang, dan soft skill lain, misalnya kepemimpinan, kerja tim untuk disiapkan dalam satu lingkungan keluarga jika ingin bisa bertahan hidup. Tujuannya, lebih menyiapkan anak-anak menjadi global citizen, menyiapkan perilaku yang mendukung menjadi bagian masyarakat global.
Masih sempat menjalankan hobi selama masa pandemi ini?
Hobi saya traveling. Itu yang paling dilarang pada masa pandemi ini. Terakhir perjalanan, ya, lebih dari tahun lalu sebelum pandemi. Paling sekarang lebih ke olahraga, yoga, dan jalan pagi supaya lebih fresh. Dulu, sebelum pandemi, setidaknya dua kali sebulan pasti pergi traveling. Tapi sekarang ada hikmahnya juga karena haus mengerjakan sesuatu yang penting sekarang.
Buku-buku bacaan yang Anda sukai?
Saya tidak terlalu spesifik, saya lebih menyukai film.
Film apa kesukaan Anda?
Hanya film Indonesia. Semua film Indonesia. Saya malah tidak suka nonton film asing. Tidak tahu mengapa begitu. Gimana, ya, melihat jerih payah para pembuat film, ya, siapa lagi yang apresiasi kalau bukan kita?
Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati, saat melakukan hobinya traveling. Dok. PT Sarinah
Fetty Kwartati
Lahir: Tangerang, Banten, 4 Februari 1968
Pendidikan
- MBA California State University, Amerika Serikat, 1994
- Professional Degree in International Business UCLA, Amerika Serikat
- S-1 Ekonomi Management Universitas Tarumanagara Indonesia
Karir
2019-sekarang: Presiden Direktur dan Direktur Retail- PT Sarinah (Persero)
2004-2020: PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)
2020: Head of Sustainability, Corporate Secretary & Treasury
2018-2019: Director Investor Relations, Corp Com, CSR and Treasury
2013-2018: Director Investor Relation & Head of Gift Voucher Business
2010-2013: GM Investor Relations, Corporate Secretary and Treasury
2008-2010: GM Human Resources, Corporate Secretary and Treasury
2004-2008: Div Manager Corp Secretary, Treasury and General Affair
2017-2020: Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Map Boga Adiperkasa Tbk (Subsidiary of MAP)
1998-2004: Group Head Asset Management Investment
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
1990-1998: Manager Financial Institution Risk Management PT Bank Dagang Nasional Indonesia
Organisasi
HIPPINDO - Wakil Ketua
(Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia)
CISV Indonesia - Presiden Nasional
(Children International Summer Village)