Para aktivis keselamatan lalu lintas kerap mengatakan bahwa mengemudikan kendaraan sambil mengoperasikan telepon seluler sama bahayanya dengan berkemudi dalam keadaan mabuk. Distraksi yang ditimbulkan bisa menyebabkan kecelakaan yang bisa membuat cedera hingga kematian. Rupanya, potensi bahaya yang sama besarnya juga terjadi pada kalangan pejalan kaki yang memainkan handphone-nya sambil berjalan.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa dalam 20 tahun terakhir terjadi peningkatan kasus cedera yang terjadi akibat bermain ponsel sembari mengemudikan kendaraan bermotor, bersepeda, ataupun berjalan kaki. Berdasarkan data dari Departemen Transportasi Amerika Serikat, pada 2017 saja, di negara tersebut terjadi 3.166 kematian akibat kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh penggunaan ponsel saat mengemudikan kendaraan.
Dari jumlah tersebut, 599 kematian menimpa pejalan kaki, pengendara sepeda, dan orang-orang yang tidak berada di belakang kemudi mobil pada saat kecelakaan. Adapun 401 kasus kecelakaan fatal lainnya terjadi akibat perangkat nirkabel selain ponsel.
Dengan semakin bertambahnya penggunaan telepon seluler di seluruh dunia, risiko kecelakaan dan cedera akibat pemakaian ponsel diperkirakan semakin besar. Berdasarkan penelitian terbaru yang dirilis dalam jurnal JAMA Otolaryngology-Head & Neck Surgery, bagian tubuh yang paling rentan terkena cedera adalah kepala dan leher.
Menurut peneliti dari Departemen Otolaringologi-Bedah Kepala dan Leher di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey, Roman Povolotskiy, cedera di kepala dan leher merupakan diagnosis paling umum dalam kasus kecelakaan yang berkaitan dengan ponsel.
Povolotskiy dan rekannya menganalisis data selama 20 tahun untuk memeriksa catatan kunjungan unit gawat darurat akibat cedera kepala dan leher. Secara khusus, mereka melihat kunjungan ke UGD antara Januari 1998 dan Desember 2017 untuk memeriksa kejadian, jenis, dan mekanisme cedera kepala dan leher yang berkaitan dengan penggunaan ponsel.
Selama masa studi, mereka menemukan 2.501 orang berusia 13-29 tahun datang ke unit gawat darurat dengan cedera kepala dan leher yang berkaitan dengan penggunaan ponsel. Berdasarkan data ini, para peneliti memperkirakan total 76.043 orang berpotensi mengalami cedera serupa di wilayah Amerika Serikat.
REUTERS/Christian Hartmann
"Sepertiga dari cedera terjadi di daerah kepala dan leher serta sepertiga lainnya merupakan cedera wajah, termasuk mata, daerah kelopak mata, dan hidung. Lebih dari 12 persen cedera terjadi di leher," kata Povolotskiy, seperti dikutip dari Medical News Today, kemarin.
Dari seluruh kasus itu, sebanyak 26,3 persen bentuk cedera yang terjadi berupa luka robekan; 24,5 persen berupa luka memar; dan 18,4 persen cedera pada organ internal. Menurut Povolotskiy, meski disposisi dari sebagian kasus itu berupa cedera sederhana, pada beberapa kasus berpotensi menimbulkan risiko komplikasi jangka panjang, seperti cedera traumatis pada otak. "Orang berusia 13-29 tahun paling berisiko mengalami cedera ini," Povolotskiy menambahkan.
Para peneliti berharap bisa berkontribusi terhadap strategi kesehatan masyarakat untuk pencegahan penggunaan ponsel, terutama di kalangan kaum muda. "Banyak dari cedera ini terjadi di antara anak muda karena aktivitas umum, seperti berkirim pesan sambil berjalan. Temuan ini menunjukkan perlunya pendidikan tentang pencegahan cedera dan bahaya aktivitas saat menggunakan perangkat ini."
Selain cedera yang timbul gara-gara kecelakaan yang berkaitan dengan penggunaan ponsel, sejumlah penelitian menyatakan bahwa penggunaan telepon seluler secara terus-menerus dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan masalah kesehatan lain. Di antaranya cedera pada bagian jari, leher, punggung, artritis, hingga kerusakan mata.
Pada 2014, dokter ahli bedah punggung asal New York, Kenneth Hansraj, mengatakan penggunaan ponsel membuat semakin banyak orang mengalami sakit dan kaku pada bagian leher dan punggungnya. Menurut dia, hal itu terjadi karena posisi kepala yang miring ke bawah dengan sudut 45 derajat akan memberi tekanan sebesar 24 kilogram ke bagian leher. Jika sudut kemiringan kepala mencapai 60 derajat, tekanan pada leher setara dengan 60 kilogram.
Sedangkan dalam penelitian lain, disebutkan bahwa iPosture atau posisi tubuh membungkuk sambil memainkan handphone menjadi penyebab meningkatnya sakit punggung bagian bawah pada anak muda. Menurut penelitian Simplyhealth Inggris, sebanyak 84 persen dari populasi manusia berusia 18-24 tahun menderita masalah punggung. Hal ini disebabkan oleh postur tubuh yang melengkung karena terlalu lama memandang layar ponsel dan jarang berdiri dengan postur tubuh yang benar atau duduk tegak.
MEDICAL NEWS TODAY | NYDAILYNEWS | PRAGA UTAMA