Pandemi Covid-19 merontokkan hampir semua sektor bisnis. Banyak perusahaan kemudian terpaksa merumahkan atau memecat karyawannya. Perusahaan penyedia informasi lowongan pekerjaan, Jobstreet, mencatat jumlah pencari kerja sepanjang periode April-Juni 2020 naik 11 persen dari periode yang sama 2019.
“Kenaikan ini adalah dampak dari terjadinya PHK, sehingga pencari kerja lebih proaktif menggunakan platform kami,” ujar Country Manager Jobstreet Indonesia, Faridah Lim.
Jobstreet, kata dia, telah melakukan survei pada Mei lalu terhadap lebih dari 5.000 responden di Indonesia, yang terdiri atas karyawan, pencari kerja, dan perekrut, untuk mengetahui dampak pandemi. Berikut ini petikan wawancara wartawan Tempo, Ghoida Rahmah, dengan Faridah melalui diskusi virtual di Jakarta pada 8 Oktober lalu.
Berdasarkan survei Jobstreet, seberapa besar dampak pandemi terhadap pekerja dan dunia usaha?
Lebih dari 50 persen responden menyatakan kehilangan pekerjaan atau diberhentikan sementara dari pekerjaan mereka. Berikutnya, sebanyak 43 persen responden mengalami pengurangan gaji lebih dari 30 persen. Adapun industri yang paling terkena dampak adalah perhotelan, katering, pariwisata, tekstil, makanan dan minuman, serta arsitektur dan konstruksi.
Bagaimana dengan kualitas hidup pekerja, apakah tergambar dalam survei tersebut?
Iya, salah satu faktor utamanya adalah dari sisi penghasilan. Mereka yang masih bekerja mengalami pemotongan gaji. Ketika kami coba mengevaluasi bagaimana dampaknya terhadap kualitas hidup, sebelum pandemi, tingkat kepuasan dan kebahagiaan pekerja mencapai 92 persen. Namun setelah terjadi pandemi turun signifikan menjadi 38 persen.
Masih ada perusahaan yang merekrut karyawan baru?
Masih ada. Dari sisi industrinya ada lima industri utama yang aktif mencari karyawan, dengan total lebih dari 5.200 lowongan kerja. Industri itu adalah general trading atau grosir, perbankan dan keuangan, retail dan merchandising, lalu komputer, serta teknologi informasi dan peranti lunak. Mereka masih aktif memasang iklan lowongan di situs kami.
Dari sisi jenis pekerjaan?
Setidaknya terdapat 10 jenis pekerjaan yang masih aktif dan banyak dibuka lowongannya, bahkan hingga enam bulan ke depan. Di antaranya adalah customer service, admin dan human resources, engineering, teknologi informasi, pemasaran, hubungan masyarakat, juga perbankan dan keuangan.
Masih ada perekrutan karyawan di tengah pandemi, hal tersebut menandakan apa?
Ini mengkonfirmasi kepada para pencari kerja bahwa peluang itu masih ada. Dan perusahaan yang melakukan perekrutan memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan mereka yang terkena PHK untuk dapat bergabung karena lebih cepat tanpa perlu waktu tunggu.
Pencarian kerja di tengah kelesuan ekonomi pastinya lebih kompetitif. Apa upaya Jobstreet supaya pencari kerja bisa mendapat peluang?
Ada banyak sekali program yang kami lakukan. Di tingkat regional salah satunya melalui kampanye dan tanda pagar #LewatiBersama. Program ini kami luncurkan untuk membantu pekerja maupun dunia usaha supaya bisa bangkit. Kami ingin menjembatani keduanya.
Ada program khusus untuk Indonesia?
Khusus untuk Indonesia, kami mengenalkan fitur #LangsungKerja bagi para pekerja yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan siap untuk segera bekerja kapan pun dipanggil, yaitu cukup dengan mencantumkan tanda pagar itu di profil, maka pencari kerja tersebut akan lebih mudah ditemukan oleh perusahaan yang membutuhkan.
Perusahaan pun terbantu karena ini dapat mempercepat proses rekrutmen. Selanjutnya, kami juga berpartisipasi dalam program Kartu Prakerja, di mana para pencari kerja yang terkena dampak dapat langsung mengakses informasi lowongan kerja yang tersedia langsung di laman Kartu Prakerja yang terhubung dengan Jobstreet.
Apa saran Anda bagi para pencari kerja?
Kami melihat saat ini penting untuk selalu melakukan peningkatan keterampilan, khususnya yang berhubungan dengan digital dan teknologi. Karena proses dunia kerja saat ini sudah berubah. Bahkan, dari proses wawancara saja sekarang sudah tak lagi secara tatap muka, melainkan wawancara virtual melalui aplikasi Zoom. Nah, jangan sampai ada kesenjangan keterampilan dari sisi pencari kerja. Mereka harus tetap memperbarui kemampuan agar tidak tertinggal dan relevan dengan perkembangan pasar.
Biodata
Nama: Faridah Lim
Pendidikan: Sarjana Manajemen Marketing di Universitas Trisakti, Jakarta
Karier:
-Marketing & Licensing Manager RM Enterprise Ltd (2004-2006)
-Head of Marketing Jobstreet Indonesia (2006-2013)
-Country Manager Jobstreet Indonesia (2013-sekarang)