JAKARTA – Operator angkutan umum mulai menggencarkan layanan selepas berakhirnya kebijakan pemberlakuan surat izin keluar-masuk (SIKM) DKI Jakarta. Frekuensi perjalanan dan jumlah penumpang diharapkan segera meningkat.
Juru bicara PT Kereta Api Indonesia (Persero), Joni Martinus, mengatakan tingkat permintaan kereta jarak jauh dari dan menuju Ibu Kota akan dipulihkan secara bertahap. Potensi penumpang terbesar ada pada jalur penghubung Jakarta dengan Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, serta Malang. “Demand mulai bertambah, walau belum signifikan karena pencabutan SIKM baru (dilakukan),” ujar dia kepada Tempo, akhir pekan lalu.
Hingga akhir bulan lalu, hanya sekitar 22 persen dari total volume perjalanan kereta reguler KAI yang bisa diaktifkan, setara dengan 113 perjalanan dari total 532 jadwal reguler. Kala itu operasional masih bertumpu pada rute jarak dekat dan kereta rel listrik di Jakarta dan sekitarnya. Saat ini, ucap Joni, perusahaan sudah mengaktifkan 166 kereta jarak jauh. “Jadi, sudah 31 persen yang berjalan.”
Sebelumnya, KAI kesulitan mendongkrak volume jumlah penumpang karena derasnya persyaratan kesehatan yang dibuat pemerintah. Padahal, perusahaan harus memperbaiki kondisi pendapatan yang anjlok 90 persen selama pandemi, dari Rp 20-25 miliar menjadi hanya sekitar Rp 400 juta per hari. Penumpang diwajibkan membawa bukti uji kesehatan, berupa hasil polymerase chain reaction (PCR), tes rapid, serta surat keterangan bebas penyakit. Potensi penumpang keluar-masuk Ibu Kota pun tergerus akibat persyaratan SIKM.
Pemerintah Jakarta akhirnya resmi mencabut aturan SIKM yang ada dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 60 Tahun 2020, akhir pekan lalu, dan menggantinya dengan corona likelihood metric (CLM). Program unduhan ini berupa sistem penyekoran untuk mengidentifikasi level kesehatan masyarakat, termasuk kelayakan untuk bepergian.
Menurut Joni, level permintaan bisa membaik, apalagi rata-rata volume harian kereta jarak jauh KAI mencapai 6.400 pelanggan per hari dibanding pada bulan lalu yang hanya sekitar 2.000 orang per hari. “KAI akan terus menambah jumlah perjalanan secara berkala,” ucapnya.
Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Handy Heryudhitiawan, mengatakan penghapusan syarat itu juga menyederhanakan penanganan penumpang di bandara. Kesulitan penumpang memenuhi SIKM dan ketatnya protokol pemeriksaan sebelumnya menekan minat perjalanan keluar Ibu Kota menurun. “Semoga pencabutan ini merangsang publik untuk mulai melaksanakan perjalanan dengan pesawat,” kata dia.
Trafik penumpang Angkasa Pura I mulai anjlok 27,47 persen secara year-on-year pada Maret lalu, dan terus merosot pada saat larangan mudik pada Mei lalu. Menurut Handy, lalu lintas penumpang kembali naik pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi alias normal baru. Tapi butuh waktu pemulihan yang panjang agar kondisi kembali seperti sebelum pandemi.
Vice President Corporate Communications PT Angkasa Pura II (Persero), Yado Yarismano, juga memperkirakan pergerakan pesawat di bandara yang dikelola perseroan meningkat 30 persen sejak awal bulan ini. “Pergerakan pesawat normal di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 1.100-1.200 penerbangan. Sekarang sudah 350-370 flight per hari,” katanya.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Indonesia (INACA), Bayu Sutanto, menyebutkan SIKM memang tidak diperlukan sejak awal karena penumpang sudah diwajibkan membawa hasil tes kesehatan. “Jadi, bagus kami menghilangkan persyaratan yang tidak perlu,” tuturnya. Namun dia belum dapat memperkirakan seberapa besar pengaruh penghapusan SIKM terhadap peningkatan jumlah penumpang.
Adapun Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Darat, Ateng Aryono, mengatakan volume operasi bus antarkota luar provinsi ataupun antarkota dalam provinsi sudah menyentuh 20-30 persen dari kondisi normal. “Dengan hilangnya SIKM, seharusnya arus masuk Jakarta dan sekitarnya bisa naik. Tapi prosesnya masih perlahan.”
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | TAUFIQ SIDDIQ | YOHANES PASKALIS
Layanan Angkutan Umum Mulai Pulih