JAKARTA - Anggota Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat, Hermanto, mengatakan Perum Bulog harus lebih giat menyalurkan beras. Dia mengatakan fenomena penumpukan stok beras Bulog yang kebanyakan berasal dari penugasan pemerintah berpotensi jadi pemborosan duit negara. “Mubazir APBN jadinya,” kata Hermanto, kemarin. Apalagi, dalam dua tahun terakhir, stok itu di atas 1,4 juta ton.
Menurut dia, Komisi IV juga mendorong manajemen melakukan banyak inovasi penjualan beras. Pemerintah, kata dia, juga sudah tak bisa diharapkan lantaran adanya transisi program bantuan sosial bahan pokok yang semua dikuasai Bulog, yakni Rastra, menjadi bantuan pangan non-tunai. Pasar komersial, Hermanto menjelaskan, masih jadi pasar terbuka yang bisa dimasuki Bulog. Apalagi perusahaan pangan pelat merah ini punya modal bagus untuk bersaing karena memiliki jaringan yang luas.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan permasalahan besar serapan dibanding penyaluran beras memang menjadi momok entitasnya selama ini. Dia mengatakan ada potensi sejumlah beras kembali mengalami penurunan kualitas hingga tak bisa dikonsumsi seperti pada awal tahun ini.
“Hasil evaluasi internal manajemen mulai ada ancaman lagi 20 ribu ton beras kembali rusak,” ujarnya. Bulog pernah mengalami adanya beras busuk sebanyak 20 ribu ton pada akhir tahun lalu. Beras tersebut dilelang dan dimenangi oleh PT Sunan Drajat Lamongan seharga Rp 30,1 miliar.
Dia tak menampik bahwa entitasnya kesulitan menyimpan beras dalam waktu lama lantaran 458 gudang yang dimiliki Bulog selama ini merupakan gudang yang minim sentuhan teknologi untuk penyimpanan pangan dalam waktu lama. “Kami sudah coba pakai teknologi cocoon (penyimpanan menggunakan plastik khusus), tapi biayanya sangat mahal,” katanya. Toh, kata dia, teknologi tersebut cuma bisa menjaga kualitas beras dalam hitungan bulan.
“Sementara ini banyak beras impor 2018 yang belum tersalurkan,” ujar Budi. Sejak akhir Mei lalu, penyerapan beras Bulog stabil di angka 5.000 ton per hari. Sedangkan penyaluran Bulog berupa operasi pasar hanya ada di kisaran 3.000 ton per hari. Hingga kemarin, stok beras Bulog ada di angka 1,4 juta ton, dengan 1,2 juta ton di antaranya merupakan cadangan beras pemerintah.
Budi mengatakan ada sedikit harapan beras Bulog akan disalurkan melalui komitmen penugasan bansos dalam program penanggulangan wabah corona. Tak kurang dari 10 juta keluarga penerima menjadi sasaran penugasan ini. Selain itu, Budi mengatakan, entitasnya sedang giat melakukan pendekatan khusus bersama pemerintah daerah untuk menyalurkan beras Bulog ke aparat sipil negara. Beberapa pemda yang sudah sepakat dengan Bulog di antaranya beberapa daerah tingkat dua di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Probolinggo.
“Sebenarnya kami sudah bisa amankan penyaluran melalui kepolisian dan tentara. Tapi harganya tidak cocok karena tunjangan beras kedua instansi itu di bawah harga beras kami,” katanya. Dia optimistis stok pangan hingga akhir tahun masih tetap aman. Pada masa pandemi ini, ujar Budi, banyak pemain swasta, termasuk tengkulak, yang terganggu kekuatan finansialnya.
Menteri Sosial Juliari Batubara membenarkan bakal melibatkan Bulog dalam program bansos bahan pokok. Program bantuan bahan pokok tersebut disiapkan pemerintah untuk masyarakat yang terkena dampak wabah corona di wilayah megapolitan Jakarta dan sekitarnya. “Tapi masih dibahas. Dalam waktu dekat diputuskan,” ujar Juliari.
Ketua Komisi IV DPR, Sudin, memastikan penyaluran melalui pemerintah daerah bisa jadi solusi paling masuk akal bagi Bulog. “Tapi bansos juga potensial. Program yang 2 juta petani saya tanya Menteri Sosial belum jalan,” katanya.
CAESAR AKBAR | ANDI IBNU
DPR Dorong Bulog Serius Salurkan Beras