JAKARTA - Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah, memprediksi fluktuasi nilai tukar bakal terjadi untuk beberapa waktu ke depan. Penurunan nilai tukar tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh negara mengalami hal yang sama. "Pandemi virus corona masih menjadi sentimen buruk," kata dia kemarin.
Dia mengatakan dampak penyebaran virus corona (Covid-19) yang mengglobal berdampak pada kegiatan perekonomian dunia. Intervensi Bank Indonesia perlu kapasitas besar untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak turun lebih dalam.
Melansir data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dalam perdagangan kemarin ditutup melemah menjadi 14.818 dari 14.815 pada akhir pekan lalu. Jika dirunut dari puncak wabah corona yang terjadi di dunia sejak Februari lalu, nilai tukar rupiah yang semula berada di level 13.726 per dolar Amerika Serikat melemah lebih dari 1.100 poin. Nilai tukar rupiah terakhir kali jeblok pada level 15.235 pada 2018.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pasar khawatir pandemi virus corona berlanjut. Meski ada rapor bagus terhadap neraca perdagangan selama Februari yang surplus US$ 2,34 miliar, pelemahan rupiah tak bisa dibendung. Selain itu, kata Ibrahim, masih banyak sentimen negatif bagi dalam negeri, seperti penurunan kembali suku bunga acuan Amerika Serikat selama dua pekan beruntun menjadi 0-0,25 persen.
Tim riset Eastspring Investment Indonesia mencatat sentimen baik berpotensi muncul jika ada perkembangan positif pada beberapa aspek penting sepekan ini. Selain perkembangan virus corona, langkah lanjutan kebijakan negara untuk menopang ekonomi akan menjadi rujukan para investor. Selain itu, pasar menunggu respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang bakal menggelar rapat dewan gubernur.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bank sentral siap melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tak merosot jauh. "Capital outflow hingga 10 Maret Rp 40,1 triliun," kata Perry. Dia mengatakan akan mengeluarkan kebijakan soal rupiah dalam rapat dewan gubernur mendatang.
Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kemarin ditutup melemah 216,91 poin atau 4,42 persen ke posisi 4.690,66. Indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) bergerak turun 45,32 poin atau 5,83 persen menjadi 731,95.
Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, mengatakan penyebaran virus corona secara agresif dan dinyatakan sebagai pandemi internasional oleh WHO merupakan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi global. Kebijakan bank sentral Amerika atau The Fed menurunkan suku bunga acuan dari 1,25 persen menjadi 0,25 persen berimbas pada perdagangan saham global. The Fed juga meluncurkan program quantitative easing US$ 700 miliar untuk meminimalkan efek negatif merebaknya wabah virus corona terhadap perekonomian AS.
"Di sisi lain, bursa-bursa di kawasan Asia dan Eropa mengalami penurunan yang dalam sehingga memberikan efek domino ekonomi yang negatif bagi pergerakan IHSG," ujar Nafan, kemarin. ANDI IBNU
Fluktuasi Rupiah Diperkirakan Berlangsung Lama