JAKARTA – Pengelola dana pensiun dan asuransi mulai melirik peluang dari tren pelemahan pasar saham. Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Suheri menyatakan pelemahan pasar saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pengelola untuk menambah investasi. "Koreksi harga sekarang hampir 20 persen, artinya ada diskon untuk belanja saham," ujarnya kepada Tempo, kemarin. Beberapa emiten, kata Suheri, masih memiliki fundamental yang baik dan layak dibeli.
Suheri mencatat penyebaran virus corona yang semakin luas memicu penurunan indeks. Namun, dengan berangsur pulihnya Cina sebagai pusat pandemi, dia memperkirakan momentum untuk mengambil keuntungan dari pasar saham tak akan bertahan lama. Pemulihan di Cina diprediksi berlangsung selama 2-3 bulan. "Setelah kondisi membaik, harga saham akan meningkat kembali. Ini bagus untuk jangka panjang," kata dia.
Meski begitu, dia mengimbau agar pengelola dana pensiun dan asuransi tetap bijaksana memanfaatkan arus kas dengan membeli saham secara bertahap. Suheri menyarankan agar investasi disesuaikan dengan alokasi yang sudah ditetapkan, serta tak berlebihan, agar tidak mengganggu keuangan perusahaan.
BP Jamsostek merupakan salah satu pengelola dana pensiun yang tertarik menambah investasi di tengah pelemahan pasar saham. "Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga murah," kata Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto. Perusahaan berencana membeli saham secara selektif dengan memastikan kelayakan fundamental emiten.
Ketua Bidang Aktuari dan Manajemen Risiko Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Fauzi Arfan, memiliki pandangan serupa. "Perusahaan yang mayoritas menjual unit link bisa mendorong lebih banyak porsi saham karena saat ini masa yang paling tepat untuk membeli saham," ujarnya.
Direktur Utama PT Asuransi Wahana Tata, Christian Wanandi, menyatakan perusahaan memantau secara ketat perdagangan saham di tengah penurunan indeks. "Dengan melihat perusahaan yang solid atau bluechip," kata dia. Saat ini porsi saham dalam portofolio investasi perusahaan sekitar 10 persen.
Presiden Direktur PT Asuransi Simas Net Teguh Aria Djana mengakui belum berencana menambah portofolio investasi saham yang saat ini proporsinya mencapai 5 persen. "Pasar sedang merah. Sebaiknya kita tunggu sampai situasi lebih kondusif," katanya.
Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera, Janson Nasrial, menyatakan masuknya perusahaan asuransi dan pengelola dana pensiun dapat membantu memperbaiki kondisi pasar. "Kehadiran investor lokal bisa menahan (pelemahan) indeks," katanya.
Indeks harga saham gabungan tercatat anjlok hingga 22 persen sejak awal tahun. Bursa Efek Indonesia mencatat pelemahan ini terburuk kedua setelah krisis pada 2008 yang menyebabkan indeks turun hingga 50 persen.
Sejumlah cara telah dilakukan untuk memperbaiki indeks saham. Otoritas Jasa Keuangan sejak awal Maret lalu menerbitkan sejumlah aturan sebagai stimulus. Salah satunya berupa penghentian sementara perdagangan jika indeks menurun hingga 5 persen.
Otoritas juga memudahkan mekanisme pembelian kembali saham yang telah diterbitkan emiten. Emiten dapat langsung mengajukannya tanpa perlu persetujuan rapat umum pemegang saham. Kebijakan ini disambut positif oleh perusahaan-perusahaan pelat merah. VINDRY FLORENTIN
Pengelola Dana Pensiun dan Asuransi Bersiap Genjot Investasi