JAKARTA - Pemerintah mengklaim pasokan kebutuhan daging saat ini masih aman. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Suhanto, mengatakan stok daging sapi masih bisa tercukupi dari produksi dalam negeri. Sedangkan produksi daging sapi nasional pada Maret diproyeksikan sebanyak 28.480 ton dari kebutuhan 58.707 ton.
"Untuk pasokan Perum Bulog (kurang-lebih 500 ton), cukup hingga pertengahan Maret. Hingga saat ini kami belum mendapat angka pasti. Yang pasti, izin impor sedang diproses," ujar Suhanto di sela-sela rapat kerja Kementerian Perdagangan, Rabu lalu.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan surat persetujuan impor, khususnya daging, harus menunggu rekomendasi dari Kementerian Pertanian kepada badan usaha milik negara. Namun, kata dia, Kementerian belum menerima rekomendasi tersebut. "Kalau rekomendasi sudah ada, sudah pasti tidak lama izinnya kami keluarkan (surat persetujuan impornya)," ujar Wisnu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan prognosis untuk kebutuhan nasional daging sapi dan kerbau pada Maret 2020 mencapai 57.510 ton. Ketersediaan nasional daging sapi dan kerbau diproyeksikan 59.686 ton. Rinciannya, produksi dalam negeri diperkirakan sebesar 28.480 ton, daging impor 20 ribu ton, dan sapi bakalan impor 50 ribu ekor atau setara dengan 11.206 ton.
"Untuk 2020, Kementerian Pertanian belum menerbitkan rekomendasi. Kami sedang koordinasikan agar Bulog mengajukan rekomendasi, sesuai dengan penugasan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas," ujar Ketut kepada Tempo.
Ketut mengatakan Kementerian Pertanian akan segera menyusun perencanaan impor pemasukan daging kerbau beku tanpa tulang tanpa lymphoglandula asal India kepada Kementerian Perdagangan. Tapi rencana tersebut masih menunggu penugasan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Setelah itu, Kementan akan menyampaikan rekomendasi agar segera mendapatkan surat persetujuan impor dari Kemendag.
Ketut mengklaim ketersediaan daging untuk Maret-Mei 2020 dalam kondisi cukup. Sedangkan neraca antara ketersediaan dan kebutuhan pada Maret 2020 sebesar 2.176 ton, April 1.324 ton, dan Mei 6.125 ton dengan asumsi impor tetap berjalan. Tapi rencana impor Bulog belum terealisasi. "Kementan belum menerbitkan rekomendasi karena Bulog belum mengajukan rekomendasi. Tapi saya sudah koordinasikan," kata dia.
Berdasarkan data yang disampaikan dalam rapat koordinasi yang digelar Kementerian Perdagangan, Selasa lalu, sisa pasokan daging Perum Bulog per 2 Maret lalu sebesar 565,33 ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi masyarakat setiap bulan rata-rata 58 ribu ton dengan produksi rata-rata nasional 34 ribu ton, sisanya harus impor. Rapat tersebut mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk segera mengimpor daging dan mengecek stok di feedloter dan rumah potong hewan dalam pendistribusian daging.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan perusahaan hanya bertindak sebagai operator. Segala keputusan impor, termasuk daging kerbau asal India, diputuskan di rapat koordinator terbatas yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Perekonomian. "Kami posisinya hanya menunggu karena kami hanya operator, bisa kepada Bulog atau BUMN lainnya," ujar Awaluddin.
Awaluddin mengatakan harga daging sapi di pasar masih tinggi, rata-rata di atas Rp 110 ribu per kilogram. Sedangkan pemerintah menghendaki harga daging di pasar Rp 80 ribu per kilogram, sehingga pemerintah menugaskan BUMN untuk mengimpor kerbau dari India demi stabilisasi harga dan memperluas akses untuk mendapatkan harga daging di murah.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sarman Simanjorang, mendesak pemerintah segera melakukan pembahasan secara teknis soal ketersediaan daging lokal. Setidaknya, kata dia, pertengahan Maret ini eksekusi impor daging sudah berjalan. Selain itu, pemerintah harus punya angka pasti soal produksi daging dari peternak rakyat.
"Untuk stok impor daging mungkin bisa dihitung. Tapi, untuk stok lokal pemerintah, jangan pakai asumsi karena sapi peternak rakyat tidak selalu bisa dibeli. Apalagi ini mendekati Idul Adha," kata Sarman. LARISSA HUDA
Pemerintah Segera Terbitkan Izin Impor Daging