JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Indonesia Hana Suryani mengatakan para pelaku usaha hiburan mendukung langkah pemerintah yang akan membuka pintu bagi investor asing di sektor minuman keras. Wacana tersebut bisa memberikan efek positif, seperti kenaikan omzet para pengusaha hiburan. "Logikanya, kalau dibikin di dalam negeri, harga jadi lebih murah," ujar Hana ketika dihubungi kemarin.
Menurut dia, konsumen terbesar minuman beralkohol adalah wisatawan asing. Turis mancanegara sangat selektif terhadap produk minuman. Produk minuman lokal sampai sekarang belum menjadi pilihan para turis asing. "Wisatawan asing kalau ditawarkan wiski lokal pasti dahinya mengkerut," ujar Hana berkelakar.
Rencana membuka investor dalam bisnis minuman beralkohol di dalam negeri, kata Hana, bisa menjadi pemanis sektor pariwisata. Harga minuman yang terjangkau menjadi salah satu preferensi turis dalam setiap kunjungannya ke suatu negara. Hana mengatakan hal ini tak bisa lepas dari budaya minum alkohol di kebanyakan negara di dunia. "Empat puluh persen wisatawan di tempat saya baru milih produk lokal kalau sudah bokek," tuturnya.
Dia mengatakan masyarakat tak perlu khawatir harga minuman keras yang murah bisa meningkatkan konsumsi miras anak di bawah umur. Hana mengatakan minuman beralkohol tetap menjadi sektor yang resmi diperdagangkan dengan pengawasan ketat. "Miras tak lagi ditemukan di gerai retail di permukiman masyarakat kan?" ujarnya.
Industri alkohol rencananya bakal dibuka oleh pemerintah untuk pemodal asing. Tak hanya sektor minuman, industri alkohol ditujukan untuk memudahkan industri farmasi mendapatkan bahan baku. Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan sektor industri alkohol bakal pelonggaran dalam peraturan presiden daftar investasi prioritas yang direncanakan keluar pada Maret mendatang.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton Supit mengatakan, secara garis beras, pelonggaran industri seperti industri alkohol diperuntukkan guna menciptakan tenaga kerja baru. Pengusaha, kata dia, tak takut pasar bakal dikuasai asing lantaran pemerintah turut menjamin terjadinya kemitraan dengan pengusaha lokal, termasuk UKM. "Kami dorong terbuka karena mempertimbangkan ada 20 juta lebih warga yang tak bekerja," katanya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Roeslani sebelumnya mengatakan liberalisasi investasi juga sudah dilakukan oleh sesama negara di Asia Tenggara. Dari kondisi yang sekarang, kata Rosan, 20 bidang usaha yang masih tertutup di Indonesia merupakan yang terbanyak. "Rata-rata tak ada lagi yang ditutup, kalaupun ada cuma 1-2," ujar Rosan.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan membuka investasi asing merupakan dukungan dari Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. Revisi daftar negatif investasi (DNI), kata dia, bakal segera rampung Maret mendatang. Wacana ini sendiri sebenarnya sudah digodok sejak era kabinet pertama Joko Widodo pada pertengahan tahun lalu.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku lembaga yang membidangi industri minuman keras, khususnya perizinan impor, masih enggan mengomentari wacana ini. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan fokus Kementerian saat ini ialah implementasi insentif bagi pelancong untuk datang ke dalam negeri.
Seperti diketahui, virus corona yang bermula di Wuhan, Cina, membikin kedatangan wisatawan asing ke dalam negeri anjlok lantaran berdampak ke puluhan negara di dunia. "Kami masih mengejar finalisasi insentif," ujarnya ketika ditemui di Kementerian Keuangan, kemarin malam.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dampak negatif corona bakal berimbas langsung ke perekonomian dalam negeri. "Wisata dan dagang banyak dari Cina. Kalau Cina melambat 1 persen, dampaknya ke Indonesia bisa 0,3-0,6 persen," katanya. FAJAR PEBRIANTO | ANDI IBNU
Investasi Industri Minuman Beralkohol Bakal Menarik Wisatawan