JAKARTA – PT PLN (Persero) menyanggupi rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mengubah fokus bisnis ke distribusi listrik. Direktur Strategis II PLN Djoko Abumanan menyatakan sistem jaringan transmisi sedang terus dikembangkan. "Saat ini kecukupan sistem transfer listrik sudah oke," katanya saat dihubungi Tempo, kemarin.
Djoko mengklaim sistem transmisi di Sumatera serta Kalimantan sudah hampir menjangkau semua wilayah. Saat ini perusahaan tengah berfokus untuk menyambungkan Jawa dan Bali. PLN tengah mencari sumber pendanaan baru untuk membiayai proyek Jawa Bali Connection yang kedaluwarsa. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2023 ini mangkrak setelah diprotes warga Bali.
Menurut Djoko, penugasan untuk meningkatkan distribusi listrik merupakan langkah tepat karena dalam lima tahun terakhir pembangunan pembangkit terus digenjot. Hingga 2024 mendatang, PLN ditugasi membangun pembangkit dengan total kapasitas mencapai 35 ribu megawatt (MW). Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan sekitar 65 persen di antaranya sudah memasuki tahap konstruksi. Namun pembangkit yang beroperasi baru 11 persen atau setara dengan 3.860 MW.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan model bisnis PLN sudah seharusnya beralih. Perusahaan ditargetkan tak lagi hanya meningkatkan produksi listrik, tapi juga mulai memperhatikan penyaluran listrik ke konsumen. Tanpa perubahan pola pikir, Ari mengatakan, PLN akan terjebak. "Jika hanya membuat power plant yang berkaitan dengan pertambangan, misalnya, pada akhirnya akan berat," ujar dia.
Menurut Erick, perubahan model bisnis diperlukan untuk menyongsong kebutuhan listrik yang beragam di masa depan. Dia mencontohkan tren transportasi global yang mulai bergeser ke kendaraan bertenaga listrik. "Siapa dulu yang membayangkan mobil tidak lagi menggunakan bensin, tapi menggunakan listrik?" katanya.
Erick mengambil momentum perubahan model bisnis ini bersamaan dengan perombakan jajaran direksi PLN. Dia menunjuk Direktur Utama, Wakil Direktur Utama, serta Direktur Keuangan PLN yang baru. Penugasan para pejabat itu akan ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham yang rencananya, menurut Djoko, akan digelar pekan depan.
Komisaris Utama PLN 2006-2009 Al Hilal Hamdi menyatakan Direkrut Utama PLN yang baru memiliki sejumlah pekerjaan besar. "Prioritas utamanya memastikan bahwa PLN menjamin adanya operation excellence, kemudian barulah financial excellence," katanya. Hilal menyebutkan mutu, jumlah, dan keandalan pelayanan listrik harus menjadi prioritas.
Hilal menyoroti peristiwa padamnya listrik di sebagian wilayah Jawa pada Agustus lalu yang dipicu oleh gangguan pada saluran udara tegangan ekstra tinggi Ungaran-Pemalang. Peristiwa itu terjadi karena PLN diperlakukan sebagai industri keuangan atau produk konsumen.
PLN juga dinilai perlu memacu pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai sumber listrik. Prioritas pembangkit seharusnya memanfaatkan sumber daya seperti panas bumi dan bukan komoditas yang sangat bergantung pada dolar. Hilal menyadari soal biaya pembangkitan yang relatif mahal. Namun dia yakin manajemen bisa membuat berbagai skema bisnis inovatif agar EBT berjalan.
Hilal menyatakan model bisnis PLN selama lima tahun terakhir perlu disingkirkan. "Seperti PLN minta saham kosong dari investor pembangkit listrik. Serahkan semua kepada swasta dengan mekanisme pasar kompetitif," katanya. Menurut Hilal, pembangunan transmisi juga bisa ditawarkan dengan skema bisnis BnT yang pernah digagas 10 tahun lalu.
VINDRY FLORENTIN