Ekonomi kita tahun depan masih dibayangi ketidakpastian. Melemahnya permintaan global telah menggerus ekspor Indonesia. Di tengah situasi seperti ini, ekonomi digital bak menjadi suplemen bagi pertumbuhan. Sektor lain yang diperkirakan masih tumbuh di antaranya adalah otomotif.
Bisnis digital merupakan salah satu harapan untuk mengungkit perekonomian. Riset yang dilakukan Google dan Temasek menunjukkan bahwa valuasi belanja online di Indonesia pada 2025 akan mencapai US$ 81 miliar atau Rp 1.071 triliun. Itu sebabnya Indonesia dipandang sebagai salah satu negara penting dalam peta ekonomi digital dunia.
Konsumsi dan investasi juga faktor pendorong pertumbuhan. Masalahnya, pertumbuhan investasi tidak menggembirakan. Realisasi investasi asing pada semester pertama tahun ini hanya Rp 102 triliun—jauh dari target hingga akhir tahun yang dipatok Rp 386 triliun.
Pemerintah boleh saja optimistis pertumbuhan ekonomi akan terjaga dengan instrumen pengampunan pajak. Hasil repatriasi program ini diyakini bakal meningkatkan likuiditas perbankan dan pembangunan infrastruktur.
Mengelola dana repatriasi, menurut Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, adalah salah satu kunci penggerak perekonomian. Jika hasil dari program tax amnesty bisa segera didistribusikan dengan tepat, hasilnya akan optimal. "Proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang tertunda bisa digarap. Ini yang mendorong perekonomian."