TANGERANG - Optimalisasi landasan pacu Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, yang dimulai kemarin ternyata belum berjalan lancar. Sampai saat ini, masih banyak maskapai penerbangan yang belum disiplin dalam menjalankan jadwal penerbangannya. "Masih banyak airline yang tidak tepat waktu," ujar General Manager Airnav Bandara Soekarno-Hatta, Budi Hendro, kepada Tempo, kemarin.
Budi menerangkan, selain tidak tepat waktu, sejumlah maskapai tidak memenuhi prosedur baru yang telah ditetapkan Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Akibatnya, masih terjadi penumpukan pada jam sibuk (golden time). Padahal, sistem baru itu dibuat agar tidak ada penumpukan jadwal penerbangan pada jam-jam tertentu. "Kami berharap semua penerbangan bisa merata," ujar dia. Semua waktu bisa sama rata,"kata dia.
Peningkatan kapasitas landasan pacu dilakukan oleh PT Angkasa Pura II dan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNI) dengan mengoptimalkan ketepatan waktu tinggal landas dan mendarat. Namun, kata Budi, penambahan kapasitas landasan pacu tersebut akan berhasil bila semua pihak terkait, seperti maskapai, mengikuti arahan yang diberikan pengelola bandara.
Chairman Indonesia Slot Coordinator (IDSC) Hemi Pamuhardjo menilai pergerakan pesawat pada dua landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta tidak dapat menekan angka keterlambatan pesawat. Pasalnya, jika maskapai tetap tidak mengikuti aturan check-in departure, jadwal penerbangan jadi kacau. "Sekali maskapai terlambat, target akan tercederai," kata dia, saat dihubungi, kemarin.
Idealnya, kata Hemi, pesawat harus check-in 30 menit sebelum check-in departure ditutup. "Kalau terlambat, ya harusnya tidak boleh dibuka supaya pergerakan pesawat lain lancar," ujarnya.
Corporate Communications Citilink, Benny Butarbutar, berjanji maskapainya akan terus berupaya mengoptimalkan landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta. "Jadi, kalau dibilang maskapai penerbangan yang tidak on time menjadi kendala, ini menjadi peringatan bagi kami agar terus mawas diri," kata dia, saat dihubungi, kemarin.
Menurut Benny, saat ini Citilink merupakan maskapai penerbangan hemat paling tepat waktu di Indonesia dengan on-time performance mencapai 85 persen. Adapun syarat yang ditetapkan oleh pihak Angkasa Pura bagi LCC sebesar 70-75 persen.
LPPNI sendiri menetapkan angka maksimum okupansi landasan pacu bagi pesawat saat lepas landas dapat ditekan dari 110 menjadi 90 detik. Adapun okupansi runway saat mendarat bisa dipangkas dari 65 detik menjadi 50 detik. Prosedur baru ini diharapkan bisa mengurai kepadatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selanjutnya, kapasitas dua landasan pacu dapat ditingkatkan dari 64 menjadi 72 pergerakan pesawat per jam. PUTRI ADITYOWATI | INDRI MAULIDAR | JONIANSYAH (TANGERANG)