JAKARTA -- Badan Pengawas Pasar Modal terus menggodok payung hukum penerapan demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepemilikan saham bursa oleh publik tersebut ditargetkan terealisasi pada 2010. "Hasil pembahasan demutualisasi bursa efek akan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat akhir tahun ini," kata Direktur Utama BEI Erry Firmansyah kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Dia memperkirakan pembahasan draf aturan di parlemen membutuhkan waktu hingga satu tahun. "Demutualisasi BEI baru bisa efektif 2010," ujarnya.
Saat ini saham BEI dimiliki oleh perusahaan-perusahaan efek anggota bursa. Demutualisasi bursa mengharuskan adanya pemisahan tegas antara anggota bursa dan pemegang saham bursa efek. Dengan demutualisasi, nantinya saham bursa efek bisa dimiliki oleh publik dan BEI akan berubah dari lembaga nirlaba (nonprofit) menjadi lembaga profit. WAHYUDIN FAHMI
Pemegang Saham Bumi Setuju Akuisisi Herald
JAKARTA -- Para pemegang saham PT Bumi Resources Tbk. menyetujui rencana perusahaan pertambangan baru ini mengakuisisi Herald Resources Ltd., perusahaan tambang asal Australia. Persetujuan itu disampaikan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa Bumi Resources di Jakarta kemarin.
Dalam akuisisi ini, perusahaan yang mayoritasnya dikuasai oleh keluarga Bakrie itu melalui Calipso Investment Pte. akan membeli saham Herald dengan harga Aus$ 2,25 per lembar dengan nilai total transaksi sebesar US$ 455 juta. Harga yang ditawarkan itu 32 persen (premium) di atas rata-rata harga saham Herald hingga penutupan perdagangan 11 Desember 2007 (satu minggu sebelum pengumuman penawaran) sebesar Aus$ 1,71 per lembar, atau 76 persen premium satu tahun sebelum pengumuman penawaran senilai Aus$ 1,28 per lembar.
Herald memiliki konsesi pertambangan seng dan timbal di proyek Dairi, Sumatera Utara. Bumi telah mendapatkan utang senilai US$ 375 juta yang difasilitasi oleh Credit Suisse. AFX