Ayah
Dinar Rahayu
BAHKAN sang Iblis pun tak dapat melepaskan anaknya dari cengkeraman nasib.
"Tapi ia bisa membawakanmu sebotol anggur, bukan?" begitu kata Ayahku di telepon. "Jadi bagaimana? Sore ini kau ada di rumah ya?"
Demi meyakinkan ia bahwa aku menyetujui tawarannya maka kukatakan, "Ya."
Dinar Rahayu
BAHKAN sang Iblis pun tak dapat melepaskan anaknya dari cengkeraman nasib.
"Tapi ia bisa membawakanmu sebotol anggur, bukan?" begitu kata Ayahku di telepon. "Jadi bagaimana? Sore ini kau ada di rumah ya?"
Demi meyakinkan ia bahwa aku menyetujui tawarannya maka kukatakan, "Ya."
Sore itu hujan cukup deras, nyaris aku tak mendengar ketukan di pintu. Seperti apa dia sekarang? Sudah sepuluh tahun kami tak bertegur sapa. Mau bagaimana lagi?
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini