Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu
Dea Anugrah
TERAKHIR kali aku mengunjungi Pat bulan September lalu. Cat rumahnya ganti warna biru telur asin dan di halamannya ada semak mawar yang baru ditanam. Empat gerumbul kecil, selang-seling seiring jalan menuju teras. Halaman itu mustahil dibikin lebih sesak lagi, dan seandainya pagar rumah Pat lebih tinggi, kukira makhluk hidup apa saja yang dilemparkan ke sana bakal mencekik diri mereka sendiri dalam tempo selambat-lambatnya dua hari.
Saat memencet bel, kulihat kolam yang menempel dengan sisi kiri beranda sudah lebih bersih; tiga ekor nila dan seekor lele putih seukuran lengan anak kecil mengitari dunia mereka yang itu-itu saja dengan santai, juga si kumis, meski tampangnya murung seperti ikan lele mana pun di planet ini.
Dea Anugrah
TERAKHIR kali aku mengunjungi Pat bulan September lalu. Cat rumahnya ganti warna biru telur asin dan di halamannya ada semak mawar yang baru ditanam. Empat gerumbul kecil, selang-seling seiring jalan menuju teras. Halaman itu mustahil dibikin lebih sesak lagi, dan seandainya pagar rumah Pat lebih tinggi, kukira makhluk hidup apa saja yang dilemparkan ke sana bakal mencekik diri mereka sendiri dalam tempo selambat-lambatnya dua hari.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini