Dongeng Penebusan
LAKI-LAKI itu menoleh. Pucuk-pucuk daun kopi dan coklat bergunduk. Daun-daunnya bertaut. Menyiluet. Ranting-rantingnya bergesekan. Menyembilu. Samsu mendorong pintu setengah badan. Engselnya tidak berbunyi. Dia berhenti sejenak. Senyap di luar terberai suara televisi yang menggantung di sisi atas ruangan. Hampir semua orang bicara di warung kopi itu. Saling sahut mengomentari acara debat di televisi.
LAKI-LAKI itu menoleh. Pucuk-pucuk daun kopi dan coklat bergunduk. Daun-daunnya bertaut. Menyiluet. Ranting-rantingnya bergesekan. Menyembilu. Samsu mendorong pintu setengah badan. Engselnya tidak berbunyi. Dia berhenti sejenak. Senyap di luar terberai suara televisi yang menggantung di sisi atas ruangan. Hampir semua orang bicara di warung kopi itu. Saling sahut mengomentari acara debat di televisi.
Kalau saja bukan di tengah mu
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini