Selembar Daun
A Muttaqin
DAUN ini, entah daun apa-bentuknya bergerigi dan gerigi itu masih seperti beranak-pinak lagi, seperti kombinasi daun sukun, papaya dan daun ganja-yang entah jatuh dari ranting mana, memintaku jadi pohon. Suatu sore, di jalan pulang, tepat di sisi kelokan yang menghubungkan langgar, pasar krempyeng, pos ronda dan klinik bersalin, daun itu tiba-tiba bangkit dari tanah dan menghadang langkahku.
"Aku mohon, jadilah kau pohon, agar aku bisa menggantungkan tubuhku. Aku daun yang terkutuk. Angin telah menerbangkan aku ke tujuh penjuru, tapi tanah dan air tetap menolakku. Aku mohon, jadilah pohon...."
Daun terkutuk? Kenapa selembar daun terkutuk? Apa dosa yang telah diperbuat daun ini, sehingga air dan tanah tak menerima jasadnya?
A Muttaqin
DAUN ini, entah daun apa-bentuknya bergerigi dan gerigi itu masih seperti beranak-pinak lagi, seperti kombinasi daun sukun, papaya dan daun ganja-yang entah jatuh dari ranting mana, memintaku jadi pohon. Suatu sore, di jalan pulang, tepat di sisi kelokan yang menghubungkan langgar, pasar krempyeng, pos ronda dan klinik bersalin, daun itu tiba-tiba bangkit dari tanah dan menghadang langkahku.
"Aku mohon, jadilah kau pohon, agar aku bi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini