Sampah, Gang Tujuh dan Terbang
Minggu, 21 Oktober 2012
KAMPUNGKU, kampung pesisir ini dulunya adalah pantai. Pantai yang diuruk sampah. Sampah besar. Sampah kecil. Sampah keras. Juga sampah keriting. Dan sebagai pantai yang diuruk sampah, kampungku pun pernah menjadi rawa. Tempat kadal dan ular berseliweran. Serta nyamuk bertelur. Dan kata orang, di rawa itu, dulu banyak orang yang bertapa. Ada yang bertapa dengan cara duduk di pinggirannya. Berendam setengah badan. Juga memancing tanpa kail tanpa umpan. Hanya lonjoran bambu yang diikat tali. Dan talinya dicelupkan ke rawa.

Mardi Luhung
KAMPUNGKU, kampung pesisir ini dulunya adalah pantai. Pantai yang diuruk sampah. Sampah besar. Sampah kecil. Sampah keras. Juga sampah keriting. Dan sebagai pantai yang diuruk sampah, kampungku pun pernah menjadi rawa. Tempat kadal dan ular berseliweran. Serta nyamuk bertelur. Dan kata orang, di rawa itu, dulu banyak orang yang bertapa. Ada yang bertapa dengan cara duduk di pinggirannya. Berendam setengah badan. Juga memancing tanpa
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini