MUSIM BERBURU KELELAWAR ABU
berkelibangan menatap nanap
ke rimbun pohon jambu yang lebat,
menyusup di antara segi kabut
ia menangguhkan nyeri juga kalut
di cakar-cakarnya sunyi
sampai robek semrawut.
sesekali hinggap pada dahan
di mana buah matang, ditempa bulan
diasapi ruap dari arah kebun sedap malam.
mengibas kepak, melayang
menandai jauh hari, di reranting
yang digantungi lembut daging.
perkasa tak berbelas kasih
mengerat lewat taring.
khusyuk dan begitu fasih
menyerap...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini