Babi
Romi Zarman
"DASAR babi!"
"Dasar babi?"
Saya tak mengerti: kenapa ucapan itu terdengar lirih. Bukankah ia hendak memaki saya? Kenapa ia tak berani lantang? Beberapa detik saya pikirkan. Ah, mungkin karena ia sudah terlalu lelah. Berjam-jam ia memeriksa saya. Sejak kemarin lusa, ini pemeriksaan kali kedua. Tapi sampai sekarang ia belum juga mendapatkan apa-apa.
Saya tatap ia, duduk menghadap ke arah saya di seberang meja. Sebagai seorang petugas, ia sudah
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini