Bangsa Tempe
“Seandainya kita dulu bangga menerima gelar bangsa tempe dari Bung Karno, keadaan kita tak akan sekonyol sekarang. Dulu, Bung Karno berkata: kami menggoyangkan langit dan menggelorakan samudra agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua setengah sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Seharusnya kita menangkap yang tersirat. Kita bukan bangsa tempe, tapi mestinya sanggup memproduksi sendiri. Tapi sekarang mengurus kedelai pun kita tak becus. Saudara-saudara, tempe sudah ada sejak zaman Majapahit, tapi ratusan tahun kemudian, ya hari ini, kita justru bodoh mengurusnya. Presiden kita seorang doktor ekonomi pertanian, ayo kita dorong untuk lansir gerakan memasyarakatkan kedelai, bukan meng-keledai-kan masyarakat.”
Toriq Hadad
“Seandainya kita dulu bangga menerima gelar bangsa tempe dari Bung Karno, keadaan kita tak akan sekonyol sekarang. Dulu, Bung Karno berkata: kami menggoyangkan langit dan menggelorakan samudra agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua setengah sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Seharusnya kita menangkap yang tersirat. Kita bukan bangsa tempe, tapi mestinya sanggup memproduksi sendiri.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini