Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

4
Juli
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaBuku 1/1 Selanjutnya
Buku

Chabib Duta Hapsoro, Memori dan Ironi Seni Rupa

Buku ini menawarkan bentangan luas, dimulai dari mooi Indie, sketsa-sketsa di masa revolusi, hingga praktik berkarya yang sinis terhadap medan seni rupa kontemporer Indonesia.

Edisi, 4 Juli 2020
Profile
Tempo
Memori dan Ironi Seni Rupa

Abdul Aziz Rasjid

Esais dan jurnalis, bergiat di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Purwokerto

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTYgMTE6MTc6MTciXQ

Chabib Duta Hapsoro, kurator dan penulis seni rupa, terkenang akan lukisan klasik karya Wakidi (1890-1979) saat melawat ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Sejak dulu, ia terpukau oleh obyek pemandangan alam Ngarai Sianok yang terbentang di lukisan salah seorang pionir Indonesia di bidang seni lukis modern itu. Chabib pun mengunjungi Janjang Seribu (1.000 anak tangga), menapak tilas jejak proses kreatif dari murid pelukis Louis van Dijk itu. Ia ingin menatap Ngarai Sianok sebagaimana citraan lukisan Wakidi yang membawa kesan pandangan seseorang dari ketinggian.

Sepanjang jejak perlawatan, memori lukisan panorama membuat pikiran Chabib menjelajah jauh ke masa silam. Karya Wakidi, sebagaimana pula lukisan Abdullah Suriosubroto (1878-1941), menggiringnya pada peneropongan sosiologis atas eksistensi genre mooi Indie di tanah jajahan Hindia Belanda. Ia merenungi, Sumatera dan Jawa yang begitu banyak direpresentasikan dalam lukisan-lukisan mooi Indie menjadi fantasi Barat tentang wilayah koloni yang dikesankan eksotis.

Di sisi lain, dua wilayah itu sarat dengan eksploitasi penjajahan paling getir yang dipenuhi banyak pertumpahan darah, seperti perang Jawa dan perang Padri. Tulisan Chabib ini, “Alam Terkembang Hilang Berganti”, yang sekaligus menjadi judul buku, membentangkan wacana bahwa di balik lukisan terdapat dinamika sosial-politik-kebudayaan suatu zaman.

Membaca 13 esai yang terhimpun dalam buku ini, terasakan betul kehadiran seni rupa terus-menerus membayangi ingatan, perjalanan, serta menjadi percikan-percikan permenungan. Dari awal hingga akhir, Chabib melakukan suatu tanggapan berkesinambungan akan sosok-sosok perupa serta karya demi karya. Hasilnya adalah jalinan cerita yang dipenuhi napak tilas, kesan, dan pendapat. Sedangkan di dalam karya tersisip humor serta ketegangan di antara pencarian bentuk (craftmanship), medan gagasan, dan konteks kebudayaan sebagai kenyataan aktual kehidupan seorang perupa.

Sisi humor sebagai ungkapan olok-olok terungkap, misalnya, dalam hayat dan karya Mufti “Amenk” Priyanka. Dalam esai pembuka berjudul “Yang Picisan dan Mengolok-olok”, Chabib menemukan bahwa trajektori kekaryaan seorang perupa sangat dipengaruhi oleh konteks kebudayaan. Memaknai kreativitas Amenk, Chabib menilai tema olok-olok sebagai pancaran karya mengacu pada budaya anak muda di Bandung yang hibrida, ekletik, dan kosmopolit. Ini berarti, karya menjadi muara nilai-nilai modernitas yang penuh paradoks dan ironi.

Telaah Chabib pada poster gigs A Stone A (2011) karya Amenk, yang memvisualkan anak punk mencium tangan polisi, menegaskan pemaknaan itu: “Filosofi punk ialah anti kemapanan, anarki dan antiotoritas. Dengan mencium tangan polisi dan meminta maaf, berarti anak punk tersebut menghormati serta takluk pada otoritas dan menerima ideologi feodalisme (cium tangan). Karya ini merepresentasikan parodi seniman atas hibriditas dari sebuah kebudayaan. Poster ini jenaka karena menabrakkan representasi budaya yang bertolak belakang dan uniknya benar-benar terjadi di Indonesia.” (halaman 9)

Chabib secara mendetail juga membabar renik peliknya kehidupan perupa. Pembahasan tentang Haryadi Suadi (1938-2016) dalam esai “Sang Kolektor dan Ahli Warisnya” mewujud dalam kisah biografis yang ditulis khidmat. Perbincangan diletakkan dalam konteks dua generasi, yakni hubungan, kenangan, serta pengalaman seorang ayah dan anak. Kesemuanya itu digaritkan dalam secarik wasiat pemikiran bahwa seni rupa adalah medium untuk menyampaikan sesuatu serta ruang visual untuk menempatkan tradisi keindonesiaan sebagai inspirasi sekaligus terobosan.

Wasiat mendiang Haryadi tidak hanya untuk dipikirkan, tapi juga untuk dipraktikkan. Putra Haryadi, Radi Arwindu, menjelajahi kemungkinan-kemungkinan itu melalui lukisan Cylu Man V (akrilik di atas kanvas. 5 panel. 2006) yang memadukan citraan tradisi dan budaya pop. Lukisan ini meredefinisikan elemen-elemen visual tradisi mitos pesugihan Jawa, mengemas ulang lukisan kaca Cirebon, serta memadukannya dengan seni lukis superflat Jepang. Secara tersirat, tampaknya Chabib meletakkan kematian Haryadi Suadi bukan sekadar peristiwa kepergian seorang perupa, melainkan testamen seni rupa.

Kumpulan tulisan Chabib Duta Hapsoro ini sebagian sudah dipublikasikan sebagai ulasan pameran atau pengantar kuratorial pameran. Nuansa di masing-masing tulisan tak berpretensi menjadi bacaan dengan gagasan-gagasan yang sistematis dan ketat, dengan pendahuluan, isi, dan kesimpulan yang tertata sebagaimana sering kita jumpai pada traktat-traktat akademis. Chabib berpikir secara rasional-intuitif.

Meski begitu, Chabib menawarkan bentangan luas, dimulai dari mooi Indie, sketsa-sketsa di masa revolusi kemerdekaan Indonesia, praktik berkarya yang sinis terhadap situasi medan seni rupa kontemporer Indonesia, dua sisi fotografi sebagai daya eksploitatif dan empati, serta situasi batin para perupa di balik penciptaan karya. Semua itu menegaskan bahwa kehidupan seni rupa Indonesia mengalami progresivitas, baik dalam eksperimentasi bentuk maupun gagasan.

Chabib mengingatkan, di tengah progresivitas tersebut justru eksistensi kritik seni rupa mengalami nasib ironis mengalami ketertinggalan dari segi kuantitas produk. Dalam esai penutup berjudul “Jalan Sunyi Sanento Yuliman”, tersimpulkan bahwa kritik seni rupa masih akan menempuh jalan sunyi di tengah ingar-bingar peristiwa seni rupa kontemporer. Ranah penciptaan menerima paling banyak lampu sorot, sebaliknya telaah seni rupa seakan-akan terabaikan. Kritik pun mengalami keterbatasan ruang publikasi, berhadapan dengan sikap antikritik, serta posisinya dikalahkan oleh kurator dan otoritas pasar.

Buku Alam Terkembang Hilang Berganti menegaskan bahwa Chabib Duta Hapsoro adalah pengisah sekaligus pengamat yang berupaya merawat, menafsir, serta menyikapi dengan kritis berbagai sejarah, hubungan, kenangan, perjalanan, dan pengalamannya melebur bersama seni rupa. Aktivitas itu digerakkan karena Chabib dimabuk cinta seni rupa. Cinta, sebagaimana kata Erich Fromm, adalah subyek yang aktif, sadar, produktif, dan terus berproses; bukan sebaliknya pribadi yang sepi nan pasif. Cinta selalu mengedepankan laku memaknai sebagai eksistensi mencintai, ia tak peduli walau lampu sorot alpa menandai sosok serta kehadirannya. ***

 

 


Alam Terkembang Hilang Berganti

Penulis    : Chabib Duta Hapsoro

Penerbit   : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tebal    : ix + 181 halaman

Cetakan   : Pertama, Maret 2020

ISBN    : 978-602-481-355-0

 

 

 

 



SebelumnyaBuku 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Chabib Duta Hapsoro, Memori dan Ironi Seni Rupa

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Proyek Mubazir Pengenal Wajah

    Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menunjuk pihak ketiga untuk menjalankan verifikasi pendaftar dengan menggunakan teknologi pengenal wajah.

    4 Juli 2020
  • Berita Utama

    Kejaksaan Benarkan Penunjukan Langsung Program Prakerja

    KPK berpendapat pemilihan mitra semestinya dilakukan melalui tender.

    3 Juli 2020
  • Berita Utama

    Putar Akal Merangkul Pekerja Prioritas

    Sekitar 1,3 juta pekerja yang terkena dampak Covid-19 kesulitan mendaftar pelatihan Prakerja.

    3 Juli 2020
  • Berita Utama

    KPK Soroti Proses Validasi Peserta Prakerja

    Manajemen pelaksana menggunakan pembuktian ganda sebagai langkah ekstra.

    3 Juli 2020
  • Nasional

    Bupati Kutai Timur Jadi Tersangka Dugaan Suap Proyek

    Istri Ismunandar yang juga Ketua DPRD Kutai Timur ikut ditetapkan sebagai tersangka.

    3 Juli 2020
  • Tamu

    Jerome Polin Sijabat: Yang Saya Dapat Bukan karena Keberuntungan

    YouTuber Jerome Polin terus menginspirasi anak muda. Lulusan SMA Negeri 5 Surabaya itu berhasil menyabet beasiswa penuh dari Mitsui Bussan untuk melanjutkan sekolah di Universitas Waseda, Jepang.

    3 Juli 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pemerintah Janjikan Kemudahan bagi Eksportir Khusus

    Status reputable traders bisa meningkatkan efisiensi bisnis.

    3 Juli 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Sumber Dana Industri Kreatif

    Likuid membiayai pengembangan game hingga film.

    3 Juli 2020
  • Olah Raga

    Hamilton Masih Belum Terkejar

    Juara dunia enam kali itu mencatat waktu terbaiknya, satu menit 4,816 detik.

    3 Juli 2020
  • Topik

    Mengulas Game, Mendulang Uang

    Mendapatkan uang dari dunia game bukan cuma monopoli para atlet e-sports ataupun para pembuat konten siaran langsung video game.

    3 Juli 2020
  • Topik

    Dicaci Sekaligus Dicintai

    Pengulas game di YouTube kadang dimusuhi jika ulasan mereka dianggap tak sesuai dengan selera para gamer. Tapi pengikut fanatik mereka tak kalah banyak.

    3 Juli 2020
  • Metro

    Kawasan Industri Diwajibkan Gelar Tes Covid Mandiri

    Jumlah kasus positif Covid-19 di kluster Unilever bertambah dari 19 menjadi 36 orang.

    3 Juli 2020
  • Olah Raga

    Ketajaman Greenwood

    Tiga poin wajib bagi United untuk menjaga peluang masuk empat besar. 

    3 Juli 2020
  • Olah Raga

    Serba Sulit untuk Setien

    Beredar rumor Setien akan dipecat kalau gagal menang lagi. 

    3 Juli 2020
  • Gaya Hidup

    Kisah Pengoleksi Pemantik Api

    Pemantik api Zippo tidak hanya untuk koleksi, tapi juga bisa menjadi barang investasi.

    3 Juli 2020
  • Internasional

    AS Catat Rekor Kasus Covid-19 Tiga Hari Berturut-turut

    Inggris menempatkan Amerika Serikat dalam daftar merah.

    3 Juli 2020
  • Buku

    Chabib Duta Hapsoro, Memori dan Ironi Seni Rupa

    Buku ini menawarkan bentangan luas, dimulai dari mooi Indie, sketsa-sketsa di masa revolusi, hingga praktik berkarya yang sinis terhadap medan seni rupa kontemporer Indonesia.

    3 Juli 2020
  • Internasional

    Politikus Pro-Cina Jadi Kepala Badan Keamanan Hong Kong

    Tokoh demokrasi Hong Kong memutuskan kabur.

    3 Juli 2020
  • Cari angin

    Marah

    Marah adalah sifat dasar manusia. Tapi mengumbar marah sangat bergantung pada situasi dan posisi seseorang.

    3 Juli 2020
  • Cerpen

    Ketam Batu

    SAMPAI peristiwa itu terjadi, sampai suara gemuruh bergederum menggeluduk dari punggung bukit dan sosok hitam-besar-bercapit itu tiba-tiba muncul memenuhi ruang pandangnya, Fahmi tetap tak menyadari bahwa kepiting,

    3 Juli 2020
  • Seni

    Jejak Wayang Sang Dewi

    Jejak Asa Seorang Dewi menggambarkan perjalanan Dewi Sulastri menjadi seniman wayang orang sekaligus seorang ibu.

    3 Juli 2020
  • Fotografi

    Gaya Baru di Era Normal Baru

    Era kenormalan baru memaksa orang beradaptasi dalam setiap aktivitas. Di Ibu Kota, misalnya, ada yang berbeda di antara kembalinya denyut kesibukan.

    3 Juli 2020
  • Daftar Iklan Baris

    Iklan Pengumuman

    Iklan Pengumuman

    3 Juli 2020
  • Gaya Hidup

    Adu Kebut tanpa Penonton

    Perhelatan kompetisi balap mobil terpopuler di dunia, Formula 1, akhirnya kembali bergulir akhir pekan ini.

    3 Juli 2020
  • Perjalanan

    Memandang Nur-Sultan dari Dalam Telur Raksasa

    Ibu Kota Kazakstan, Nur-Sultan, adalah kota yang megah dan futuristis. Bangunan-bangunan dengan arsitektur unik berdiri di kota terdingin kedua sedunia ini. Salah satu bangunan yang paling populer adalah Menara Bayterek yang menjulang.

    2 Juli 2020
  • Puisi

    Titan Sadewo

    Kesedihan Seorang Penyair  

    4 Juli 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved