Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

20
Juni
2020
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaBuku 1/1 Selanjutnya
Buku

Mengapa Sains Layak Dipercaya

Sikap ilmiah membedakan sains dari non-sains dan pseudosains.

Edisi, 20 Juni 2020
Profile
Tempo
Mengapa Sains Layak Dipercaya

Taufiqurrahman

Peneliti di Ze-No Centre for Logic and Metaphysics


Apa yang membuat sains berbeda dari berbagai jenis pengetahuan lain? Jawaban yang biasa diberikan adalah: metodenya. Sains memiliki metode khusus untuk memperoleh pengetahuan yang andal dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode itu kemudian disebut sebagai metode ilmiah (scientific method).

Melalui metode ilmiah itulah, para filsuf sains membuat demarkasi antara sains dan non-sains. Namun, persoalannya, sampai saat ini tidak ada kesepakatan di antara para filsuf sains tentang metode ilmiah seperti apa yang bisa menjadi garis pemisah antara sains dan non-sains. Mereka punya pandangan berbeda-beda, bahkan bertentangan, tentang persoalan ini.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMjEgMDk6NTg6MzIiXQ

Karena itu, Lee McIntyre, penulis buku ini dan sekaligus peneliti di Centre for Philosophy and History of Science di Universitas Boston, Amerika Setikat, menawarkan pandangan lain tentang apa yang membuat sains itu spesial dan layak dipercaya. Menurut dia, bukan metodenya yang membuat sains itu layak dipercaya, melainkan apa yang disebut sebagai “sikap ilmiah” (scientific attitude) (hlm. 52).

Sikap ilmiah adalah sikap untuk berkomitmen pada dua prinsip dasar. Pertama, peduli pada bukti empiris. Dan kedua, mau mengubah teori jika ditemukan bukti empiris baru yang membuktikan bahwa teori itu salah (hlm. 57).

Sikap ilmiah itulah, menurut McIntyre, yang membedakan sains dari non-sains ataupun dari pseudosains. Sikap ini juga tidak dimiliki oleh para penyangkal sains (denialists) dan ahli teori konspirasi (conspiracy theorists). Mereka sama-sama tidak peduli pada bukti empiris dan hanya ingin melihat bukti-bukti yang bisa mendukung keyakinan mereka.

Para penyangkal sains menolak mempercayai teori-teori ilmiah yang sudah terjamin bahkan meskipun bukti-buktinya sudah melimpah (hlm. 174). Hal itu terjadi ketika teori-teori ilmiah yang ada bertentangan dengan keyakinan ideologis mereka. Itulah yang terjadi, misalnya, pada para penyangkal perubahan iklim (climate change deniers).

Meskipun sudah ada konsensus di antara para ilmuwan—yang tentu didasari oleh bukti-bukti empiris—bahwa telah terjadi perubahan iklim, climate change deniers ini tetap saja menolak untuk percaya. Mereka bahkan melakukan kontra-narasi terhadap kampanye perubahan iklim dan menentang upaya menyelamatkan bumi dari iklim yang jauh lebih buruk.

Sama seperti penyangkalan terhadap sains (denialism), pseudosains juga tidak mempedulikan bukti-bukti empiris. Hanya, pseudosains ini tidak sefrontal denialism. Alih-alih menolak teori ilmiah seperti denialism, pseudosains berusaha memakai jubah sains untuk mempromosikan apa yang disebut “teori pinggiran” (fringe theory). Namun, begitu ada bukti-bukti empiris yang menolak “teori pinggiran”, mereka enggan mengubah keyakinannya (hlm. 174).

Contoh pseudosains adalah teori perancangan cerdas (intelligent design theory) yang diajukan sebagai teori alternatif (atau “teori pinggiran”) terhadap teori evolusi. Teori ini menyatakan bahwa ciri-ciri tertentu yang ada di alam semesta adalah hasil dari sebuah perancangan yang cerdas, bukan hasil dari sebuah proses tak terarah seperti seleksi alam, dan perancangnya tiada lain adalah Tuhan.

Dengan kata lain, teori perancangan cerdas itu sebenarnya adalah doktrin teologis tapi dibungkus dengan jubah sains sehingga seolah-olah saintifik. Dalam sudut pandang McIntyre, ia hanya akan punya status ilmiah, bukan pseudoilmiah, jika pertama-pertama perumusannya didasarkan pada bukti-bukti empiris. Dan begitu ada bukti empiris baru yang menyangkalnya, ia dengan suka rela mengubah atau bahkan membuang teorinya. Namun, sayangnya, itu tidak terjadi.

Ketiadaan sikap ilmiah juga terjadi pada teori konspirasi. Contoh paling aktual adalah teori konspirasi tentang pandemi virus corona. Mereka berpandangan bahwa situasi yang terjadi saat ini bukanlah sesuatu yang alamiah, melainkan hasil dari konspirasi elite global guna mengontrol penduduk di seluruh dunia.

Teori semacam itu disusun dengan memilah-milih (cherry-picking) data dan fakta yang kira-kira bisa mendukung keyakinan pembuatnya dan mengabaikan data dan fakta lain yang dapat menggugurkannya. Maka, dicarilah fakta-fakta parsial yang dapat menunjukkan adanya konspirasi elite global di balik pandemi corona. Fakta-fakta itu kemudian dihubung-hubungkan sehingga menjadi satu narasi besar yang tampak sangat meyakinkan.

Namun, begitu disodori data-data empiris yang menunjukkan bahwa virus corona itu bukan hasil rekayasa melainkan memang benar-benar terjadi secara alamiah, para pendukung teori konspirasi ini akan menolak mentah-mentah. Karena itu, Carl Sagan menyebut teori konspirasi sebagai teori yang tertutup dan, karenanya, tidak ilmiah (hlm. 179). Ia tidak pernah mau mengoreksi diri di hadapan fakta-fakta empiris yang menentangnya.

Alasan mengapa kita layak mempercayai teori ilmiah bukanlah karena ia pasti benar dan tidak pernah salah, melainkan karena kemauannya untuk mengubah dan mengoreksi dirinya sendiri di hadapan data dan fakta. Hal itu yang terjadi, misalnya, pada ilmu kedokteran saat mengganti teori miasma dengan teori kuman (germ theory).

Dengan demikian, meskipun sains tidak bisa menjamin bahwa teorinya pasti benar, toh dengan kemampuannya untuk terus memperbaiki diri, sains bisa membawa kita semakin dekat pada kebenaran.

  


 The Scientific Attitude: Defending Science from Denial, Fraud, and Pseudoscience

Penulis: Lee McIntyre

Penerbit: The MIT Press

Bahasa : Inggris

Terbit: 2019 & 2020

ISBN: 9780262039833 (2019)

9780262538930 (2020)

 




SebelumnyaBuku 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Mengapa Sains Layak Dipercaya

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Setop 250 Pelatihan Prakerja

    Komisi Pemberantasan Korupsi meminta pemerintah menyetop 250 jenis pelatihan online dalam program Kartu Prakerja.

    20 Juni 2020
  • Berita Utama

    KPK Sarankan Pencabutan 250 Pelatihan Prakerja

    Pahala Nainggolan mendapat informasi bahwa pemerintah menunda pembayaran tagihan ke mitra platform digital.

    20 Juni 2020
  • Berita Utama

    Penunjukan Mitra Prakerja Melenceng dari Aturan Pengadaan Jasa

    ICW meminta kesepakatan pemerintah dengan para mitra Kartu Prakerja dipublikasikan.

    19 Juni 2020
  • Metro

    Bersepeda Tanpa Perlu Punya Sepeda

    Dengan bersepeda, udara Jakarta yang bersih selama wabah Covid-19 bisa dipertahankan.

    19 Juni 2020
  • Metro

    Covid Bikin Warga Doyan Gowes

    Selain di Jakarta, peningkatan jumlah penggowes terjadi di Makassar dan Surabaya.

    19 Juni 2020
  • Nasional

    Bantuan Kuliah di Masa Wabah

    Sekolah swasta bisa mendapat tambahan dana BOS.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Sejumlah Masalah untuk Arteta

    Masa depan David Luiz akan ditentukan para petinggi klub. 

    19 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pengelola Wisata Bersiap Menyambut Pelancong

    Pembukaan sejumlah destinasi dilakukan bertahap mulai Agustus.

    19 Juni 2020
  • Ekonomi dan Bisnis

    Agar Truk Tak Sepi Order

    Trukita menyediakan platform digital bagi pemilik truk. Sudah mengoperasikan 11 ribu truk.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Kerlip Joao Felix

    Atletico wajib menang melawan Valladolid demi menjaga peluang tampil di Liga Champions musim depan.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Cara Bugar di Depan Layar

    Seperti memasak dan berkebun, berolahraga di rumah selama pandemi Covid-19 menjadi kegiatan lazim yang populer dan ngetren di media sosial. Para instruktur dan pelatih kebugaran pun kebanjiran rezeki dengan tingginya permintaan kelas olahraga daring melalui layanan video streaming, aplikasi telekonferensi, hingga konten video berbayar. Di masa normal baru, kelas-kelas online itu dilanjutkan dalam pertemuan langsung yang dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.

    19 Juni 2020
  • Internasional

    Agresi Cina yang Meresahkan Dunia

    Negara-negara jiran mulai membentuk aliansi untuk menantang Beijing.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Mengatur Porsi Sesuai Situasi

    Keterbatasan waktu dan tempat semasa pembatasan sosial membuat intensitas olahraga pun turut berkurang. Saatnya menambah porsi latihan di masa kewajaran baru.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    17 Tahun Tumbuh Bersama Tintin

    Anggota komunitas ini berburu pernak-pernik dan menapak tilas petualangan Tintin hingga ke luar negeri.

    19 Juni 2020
  • Seni

    Penyesalan

    NAMA saya Martin Jemali, berasal dari daratan Flores bagian tengah dan beberapa waktu lalu saya diwisuda menjadi sarjana sosiologi di salah satu perguruan tinggi tidak terkenal di Kota Makassar.

    19 Juni 2020
  • Internasional

    Menjaga Tradisi Palestina dari Jauh

    Saat ini ada 5,6 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di UNRWA.

    19 Juni 2020
  • Buku

    Mengapa Sains Layak Dipercaya

    Sikap ilmiah membedakan sains dari non-sains dan pseudosains.

    19 Juni 2020
  • Olah Raga

    Perang Dingin di Tim Ferrari

    Sebastian Vettel tak mendapat kesempatan menjajal SF1000.

    19 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Adu Canggih Konsol Game

    Delapan hari lalu, perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, akhirnya mengumumkan rancangan produk konsol game generasi terbaru mereka: PlayStation 5 (PS5).

    19 Juni 2020
  • iTempo

    Membantu UMKM Masuk Pasar Online

    Saat ini baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah masuk ke pasar online.

    18 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Pesona Alam dan Tradisi di Pemuteran

    Jika pernah membayangkan berjalan-jalan di pantai yang tenang tanpa kehidupan malam, dengan alam dan budaya asli yang masih terjaga, datanglah ke Pemuteran di Bali. Cukup menempuh perjalanan tiga hingga empat jam dari Denpasar.

    18 Juni 2020
  • Gaya Hidup

    Peristirahatan Terakhir

    Jika jenazah itu bisa bersedih, mungkin dia akan bersedih pada hari pemakamannya. Pergi meninggalkan dunia ini tanpa diantar oleh orang-orang tersayang.

    18 Juni 2020
  • Tamu

    Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet: Indonesia Siaga Satu Kemerdekaan Berekspresi

    Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), paling kencang mempersoalkan pemutusan dan pemblokiran Internet di Papua dan Papua Barat pada Agustus tahun lalu.

    20 Juni 2020
  • Sastra

    Zona Merah

    love in the time of corona bu, ada badai di langit, ada burung yang cacat, tidak mau hinggap di bumi lagi

    20 Juni 2020
  • Cari angin

    Kritik

    Bagi sebagian rakyat, ada dua kewaspadaan yang bersifat nasional yang harus diperhitungkan hari-hari ini.

    20 Juni 2020
  • Agenda

    S.E.A. Write Award 2020 untuk Leila S. Chudori

    Penulis dan jurnalis senior Leila S. Chudori mendapat penghargaan Sastra Asia Tenggara atau South East Asia Write Award (S.E.A. Write Award) atas novelnya, Laut Bercerita.

    20 Juni 2020
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved