Meluruskan Makna Kosakata Keagamaan

Dwi Supriyadi
Santri Tadarus Buku di Bilik Literasi Solo, dan penulis buku Beragama: Bertapi, Bernamun, Bermaka (2017)
Kosakata bagaikan makhluk hidup, maknanya dapat berkembang. Bahkan bahasa (atau kosakatanya) bisa "mati" bila tidak lagi digunakan. Selain itu, bisa jadi satu kata yang digunakan satu masyarakat memiliki makna berbeda dengan yang digunakan masyarakat lain. Misalnya hijrah, kafir, bid’ah, ustaz, mubalig, dakwah, jihad, kafir
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini