Menyantap Sejarah Boga Nusantara
Boga adalah suatu seni tertua. Ketika Adam tercipta ke dunia, ia dalam keadaan lapar. Begitu pula bayi yang lahir ke dunia, ia menangis, hingga akhirnya mereda ketika sang bunda memberikan air susu untuknya. Semua itu adalah seni yang memberikan sumbangan mahapenting bagi kehidupan manusia. Karena manusia telah belajar menggunakan api dalam mengolah makanannya, dengan api itulah manusia menaklukkan alam. Demikianlah Fadly Rahman mencomot ujaran Brillat-Savarin—yang divisualkan begitu bagus sebagai pembuka film Yunani bertajuk Politiki Kouzina.
Sejarawan yang menggeluti jagat kuliner ini resah memergoki fenomena "wisata kuliner" dan industri makanan di Tanah Air demikian marak, tapi tak dibarengi riset mendalam masalah sejarah makanan dalam perspektif global. Padahal jelas, perkembangan makanan Nusantara dengan citra beragam dan uniknya sukar diceraikan dari berbagai pengaruh global yang berlangsung selama berabad-abad. Wajar jika selama ini masih banyak yang tidak menyadari permasalahan kompleks di balik hal ihwal makanan di Indonesia.
Boga adalah suatu seni tertua. Ketika Adam tercipta ke dunia, ia dalam keadaan lapar. Begitu pula bayi yang lahir ke dunia, ia menangis, hingga akhirnya mereda ketika sang bunda memberikan air susu untuknya. Semua itu adalah seni yang memberikan sumbangan mahapenting bagi kehidupan manusia. Karena manusia telah belajar menggunakan api dalam mengolah makanannya, dengan api itulah manusia menaklukkan alam. Demikianlah Fadly Rahman mencomot ujaran B
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini