Tradisi Lisan Terancam
Saat kelam membekap panggung, tebaran warna jingga pakaian para penari Hudoq dari Kutai Timur tampak berpijar. Suasana dingin di Balairung Sapta Pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jumat malam lalu, pun semakin mencekam dengan aroma magis dari hamburan kata syair Nelui.
Awalnya, prosesi ini dibuka dengan lantunan kalimat yang akan dinyanyikan oleh pemangku adat dan dilakukan tanpa teks. Kemudian syair tersebut dilantunkan oleh pria dan w
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini