Menziarahi Kearifan Gus Dur
Rabu, 30 Desember 2009. Ia tergolek tak berdaya di ruang bangsal khusus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Tuhan memanggilnya. Ratusan orang berkerumun riuh ingin menyaksikan dan mengantar jasadnya. Mereka berdesakan di lorong-lorong sempit rumah sakit. Terasa sungguh penat.
Hari itu, bangsa ini telah kehilangan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pluralisme dan toleransi yang semula menjadi sesuatu yang hampir mustahil pada era Orde Baru, i
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini