Sepenggal Sejarah yang Kabur
Suatu hari perupa Dadang Rukmana, 45 tahun, menumpahkan hasil perenungannya dalam sebuah catatan. "Sebuah peristiwa sepahit atau sengeri apa pun pada akhirnya akan jadi kenangan," begitu Dadang menulis. Dan dalam kalimat berikutnya Dadang mengungkapkan ia tak berani mengurai kenangan itu.
Lewat catatan yang kemudian dikirimkan kepada seorang sahabatnya via e-mail tersebut, Dadang menyatakan bahwa kenangan akan sebuah peristiwa atau sejarah itu hany
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini