Dari Rubiyem sampai Angsa & Serigala
"Duh, haus banget, ya," ujar pria berambut panjang dan mulai memutih itu. Sontak penonton yang memenuhi ruang Teater Salihara malam itu tertawa tanpa dikomando. Pasalnya, pria berkaus putih dan bercelana gombrong hitam ini mengatakannya dengan spontan kala membacakan fragmen sastranya berjudul Dinding Mawar.
Dia adalah Yanusa Nugroho, cerpenis. Rabu malam lalu itu, ia berlaga di depan puluhan audiens dalam serangkaian acara Biennale Sastra Utan Kayu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini