TRAGEDI GERDA DAN DIDI
Nisan-nisan tua. Makam bertanda salib. Seorang lelaki berambut awut-awutan muncul. Rambutnya yang panjang keabu-abuan seolah lama tidak dicuci. Ia memakai sepatu bot. Mengenakan pakaian berlapis-lapis yang kumal.
"Di sinilah aku bebas bermain musik," katanya. Suaranya bertenaga. Di antara makam-makam itu ia berpura-pura menggesek cello. Dan dari belakang terdengar suara cello, tepat dengan gerakan tangannya.
Itulah pertunjukan Gerda, adaptasi sutrad
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini