Memberangus Cinta
Lusinan orang bak sepasukan kerajaan dengan hiruk-pikuk sorak sorai pembangkit semangat berbaur dengan suara entakan kaki-kaki tanpa sepatu. Mereka berlari dan jalan tanpa alur, mengikuti irama yang mereka buat sendiri. Mereka berputar-putar mencari arah meninggalkan dua sosok lelaki dan perempuan yang duduk berhadap-hadapan.
Di bawah bentangan garis tambang yang nyaris terputus di tengahnya, mereka beradu pandang dan melempar senyum. Di depan me
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini