Pukul Lima Sudah di Rumah
Hani Zainoel memulai usahanya dengan satu keinginan: memberi anaknya lauk yang layak. "Ibu berpikir gimana caranya bisa memberi telur dari seperempat bagian menjadi sebutir utuh untuk kami," ujar Desy Herniyanti, putri Hani, suatu ketika. Namun, Hani paham kondisi suaminya--pegawai negeri di Dewan Perwakilan Rakyat--yang tak bisa memberinya uang belanja berlebih.
Ia mengawali bisnisnya dengan lima potong batik, yang ditawarkan kakaknya di Pekalonga
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini