Independensi Jadi Tantangan Berat NU - Berita Utama - koran.tempo.co

maaf email atau password anda salah

Independensi Jadi Tantangan Berat NU

Pemimpin baru hasil Muktamar NU memiliki pekerjaan rumah besar, yaitu menjaga independensi. Nahdlatul Ulama dinilai kehilangan daya kritis sejak pemilihan presiden 2019.

Presiden Joko Widodo berpidato dalam pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darus Sa'adah, Lampung, 22 Desember 2021. ANTARA/Hafidz Mubarak A. tempo : 171393561216.

JAKARTA — Menjaga independensi Nahdlatul Ulama dianggap menjadi tantangan utama bagi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setelah Muktamar NU ke-34 yang berakhir di Lampung, Jumat hari ini. Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyatakan Ketua PBNU terpilih wajib menjaga marwah NU agar tetap berkhidmat untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. "Bukan kepentingan kekuasaan semata," kata dia kepada T

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

*Anda hemat -Rp 102.000
*Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

*GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Maya Ayu Puspitasari

Nahdlatul Ulama Ma'ruf Amin PBNU Muktamar NU

Sebelumnya Selanjutnya

Berita Lainnya

Info Tempo

Jokowi Tinjau Penerapan Smart City dan Green Building di BSD City
Nasional

Setelah Omicron Menyebar di Wisma Atlet
Ekonomi dan Bisnis

Laju Ekspor Hadapi Sandungan pada Tahun Depan
Ekonomi dan Bisnis

Minat Bepergian Masyarakat Tak Setinggi Masa Lebaran

Konten Eksklusif Lainnya

24 April 2024
23 April 2024
22 April 2024
21 April 2024

Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.