Dari Petuk Tembus ke Mesir
Meski tidak melulu digunakan oleh santri bersuku Jawa, kitab kuning bermakna Petuk semuanya ditulis dalam bahasa Jawa berhuruf Arab. Biasanya, pondok yang membeli kitab ini menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. "Kosa kata bahasa Jawa itu banyak. Bahasa Indonesia tak mampu menampung pengertian bahasa Arab," kata K.H. Yasin Asymuni.
Bagaimana dengan santri luar Jawa? Asymuni punya kiat tersendiri, yakni dengan memberi pemaknaan. Menurut Asymuni,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini