YOGYAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pemerintah kabupaten dan kota tidak buru-buru menetapkan status darurat kekeringan saat mulai banyak penduduk yang kesulitan air. "Langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah cara rajin berkoordinasi dengan pemerintah DIY," ujar Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi di Balai Kota Yogyakarta, kemarin.
Gatot meminta agar jumlah stok tangki air dipetakan ulang dengan prediksi kebutuhan selama masa kemarau dan dilaporkan secara rutin ke provinsi sehingga cadangan bisa disiapkan. "Provinsi siap mem-backup dengan catatan kabupaten maksimal penyaluran bantuannya dan terukur," ujarnya.
Toh sampai akhir Juli ini, atau tiga bulan setelah berakhirnya penghujan, BPBD DIY belum menerima satu pun pengajuan bantuan air bersih dari kabupaten di DIY, termasuk dari Gunungkidul, wilayah paling kritis saat mengalami kekeringan. "Belum ada permintaan bantuan dari kabupaten sampai sekarang," ujarnya.
Padahal sejumlah kawasan pesisir di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah merasakan dampak kekeringan dan butuh pasokan air lebih untuk kebutuhan rumah tangga. "Perlahan kekeringan akhir Juli ini sudah menyebar merata ke sejumlah wilayah selatan Gunungkidul," kata Divisi Mitigasi dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Nugroho Wahyu.
Kekeringan terjadi mulai di Kecamatan Girisubo, Rongkop, Paliyan, Panggang, Saptosari, sampai Tepus. Sedangkan di bagian utara terpantau di Kecamatan Ngawen dan Gedangsari. Nugroho menjelaskan, permintaan pasokan air bisa dialamatkan ke Dinas Sosial dan pemerintah kecamatan. Jika persediaan di dua instansi itu habis, Badan Penanggulangan Bencana akan memasok. "Stok air BPBD kabupaten masih utuh," ujar Wahyu. Total ada sekitar 2.150 tangki air disiapkan dari tiga instansi itu.
Dia mengatakan pemerintah Gunungkidul tahun ini mengucurkan anggaran khusus untuk mengatasi kekeringan sekitar Rp 600 juta. Dana itu belum termasuk anggaran yang dialokasikan Kecamatan dan BPBD setempat.
Wahyu menuturkan, puncak kemarau Gunungkidul juga daerah lain di DIY sesuai dengan perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta diperkirakan jatuh antara Agustus dan September. "Tiap pekan kami informasikan dinamika potensi peta kekeringan ke provinsi," ujarnya. PRIBADI WICAKSONO