YOGYAKARTA -- Semua ikan segar yang diperdagangkan di Kota Yogyakarta direncanakan harus melalui Jogja Fish Market, yang terletak di Yogyakarta bagian selatan. Selain untuk mengontrol kualitas ikan, untuk menghidupkan ekonomi masyarakat kota.
"Jogja Fish Market, yang sebelumnya hanya digunakan untuk perdagangan ikan segar, kini dikembangkan sebagai pusat peredaran ikan," kata Sudiyanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat bisa memperoleh ikan dengan kualitas baik di pasar tersebut.
Pernyataan itu disampaikan kemarin dalam launching Jogja Depok, di Jogja Fish Market. Tempat itu, menurut dia, akan menjadi tempat transit ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Adapun pusat transit sayuran dan buah ada di Pasar Giwangan.
Keberadaan pusat ikan itu juga merupakan bentuk gerakan masyarakat konsumsi ikan. Sebab, jika dibandingkan dengan provinsi lain, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang paling rendah mengkonsumsi ikan.
Dia menyebutkan tingkat konsumsi ikan masyarakat DIY hanya 20 kilogram per kapita per tahun. Itu masih di bawah tingkat konsumsi ikan nasional, yang mencapai 35 kg per kapita per tahun. Bahkan, di Jepang, konsumsi ikan mencapai 160 kg per kapita per tahun. "Masyarakat lebih sering mengkonsumsi daging ayam dan sapi. Sebaiknya para ibu rumah tangga selalu menyediakan ikan untuk keluarga," kata Sudiyanto.
Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan masyarakat Yogyakarta adalah masyarakat agraris, sehingga ikan tidak menjadi menu pilihan utama. "Memang perlu kampanye untuk gemar makan ikan," katanya.
Kampanye gemar makan ikan itu tidak sekadar mengajak, tapi pemerintah juga menyediakan tempat transaksi pembelian ikan, dengan sarana yang memadai dan kualitas ikan yang sangat baik.
Endang Dwi Utami, Ketua Asosiasi Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Mimi lan Mintuno Sejahtera Kota Yogyakarta, merasa pesimistis menanggapi rencana tersebut. Alasannya, mengumpulkan pedagang itu tidak mudah. "Saya kira itu hanya upaya meramaikan Jogja Fish Market. Untuk meminta pedagang ngepul di Jogja Fish Market, saya kira sulit," katanya.
Endang memberi contoh. Pekan lalu, di pasar sempat ditemukan beberapa ikan mengandung formalin. Dinas terkait kemudian berupaya mengumpulkan pedagang ikan di Pasar Beringharjo. "Ternyata tidak ada pedagang yang datang. Yang datang hanya ketua asosiasinya," ujarnya lewat telepon seluler.
Menurut Endang, asosiasinya yang beranggotakan 25 pengusaha serta kelompok pengolah dan pemasar ikan itu sejauh ini telah melakukan berbagai kampanye gemar makan ikan. MUH SYAIFULLAH | LNI