Dia Hanya Bisa Menangis dan Tertawa
Dingin dan lembap sisa hujan semalam masih terasa. Apalagi rumah itu berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, serta hanya terdiri atas tiga bilik: ruang tamu, kamar tidur, dan dapur. Tiap ruangan juga dipisahkan gedhek.
Di rumah itu, Faqih Setiawan, 13 tahun, menghabiskan waktu di sepanjang hidupnya. Entah pernah mengenal dunia luar atau tidak, yang jelas, dia hanya mengenal wajah ibundanya, Qoyimah. "Hanya bisa menangis dan tertawa. Itu saja," k
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini