Silmy Karim
Direktur Utama PT Pindad
Lebaran 1437 H kali ini terasa istimewa. Presiden ketiga Republik Indonesia B.J. Habibie, yang belakangan ini getol minta dipanggil "Eyang", membuka pintu rumahnya yang asri di kawasan Sersan Bajuri, Bandung, untuk kami, para pelaku BUMN Industri Strategis (BUMNIS). Eyang datang dengan mindset dan spirit layaknya si Rudy muda, yang pada 1950-an menjejakkan kakinya di Aachen, Jerman, untuk belajar menjadi perancang pesawat terbang buatan Indonesia, "Badan saya boleh tua, tapi jiwa dan semangat saya tetap muda. Di sisa usia ini, saya harus tetap menjadi inspirasi yang menggerakkan perubahan di Tanah Air bagi anak dan cucu kita semua," katanya.
Itulah Habibie. Tetap dengan gaya bicara dan gesture yang khas, dua bola matanya yang ekspresif, juga kumis tipisnya. "Menu utama" sore itu sejatinya bukanlah sederet penganan dan minuman yang menjadi suguhan, melainkan saat Habibie memulai acara dengan peringatan yang kerap ia ulang-ulang: "Kita jangan mengandalkan kekayaan alam semata. Bangsa yang besar ini harus mampu membangun teknologi dan mandiri agar tercapai nilai tambah untuk kesejahteraan anak negeri."