Edisi Jumat, 21 Agustus 2015
Di tengah pesimisme terhadap perekonomian nasional, RAPBN 2016 menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk memulihkan kepercayaan pelaku pasar. Pemerintah terlihat banyak belajar dari APBN-P 2015 yang sangat ambisius dan justru menjadi "kartu mati" perekonomian. Setelah memegang tampuk kuasa, Presiden Joko Widodo bergerak cepat melakukan perubahan anggaran melalui APBN-P 2015 pada awal tahun dengan langkah terpenting berupa pengurangan subsidi energi hingga 60 persen, yakni dari Rp 342 triliun menjadi hanya Rp 138 triliun. Meski didukung sejumlah rasionalitas ekonomi yang kuat, penurunan subsidi BBM dan listrik ini secara cepat memukul daya beli dan konsumsi masyarakat, terutama melalui jalur kenaikan tarif transportasi dan logistik.
Baca Selengkapnya
Opini di Edisi Lainnya
Edisi Kamis, 20 Agustus 2015
Acara konvoi sepeda motor, entah itu motor kecil ataupun motor besar (moge), sering kali menimbulkan dampak berupa kemacetan yang tentu saja merugikan dan menjengkelkan para pengguna jalan lainnya. Belum lagi diskriminasi berupa keistimewaan yang diberikan kepolisian kepada peserta konvoi untuk menerobos lampu lalu lintas.
Baca Selengkapnya
Edisi Rabu, 19 Agustus 2015
Disebutkan, sulit menerjemahkan kata zugzwang dalam bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris. Dalam kamus Webster's New World German Dictionary [1992 (1987): 501] terjemahannya "zugzwang" juga, yang dinyatakan pula sebagai istilah permainan catur. Dalam buku taktik catur 1001 Winning Chess Sacrifices and Combinations penjelasannya adalah "compelled to move" atawa "dipaksa untuk bergerak". Adapun penjabarannya: suatu posisi ketika seorang pemain tidak terancam, tetapi hasilnya adalah kerugian baginya pada saat bergerak.
Baca Selengkapnya
Edisi Selasa, 18 Agustus 2015
Pada 14 Agustus 2015, pemerintah telah secara resmi mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Dibanding APBN-P 2015, terlihat bahwa postur RAPBN 2016 sebenarnya memperlihatkan sikap optimistis yang realistis. Volume (belanja negara) RAPBN 2016 ditargetkan sebesar Rp 2.121,3 triliun atau naik sebesar 6,9 persen dibanding APBN-P 2015, yang hanya Rp1.984,1 triliun.
Baca Selengkapnya
Edisi Sabtu, 15 Agustus 2015
Menanggapi kenaikan harga daging sapi, Rachmat Gobel selaku Menteri Perdagangan saat itu di beberapa media mengatakan, "Kelangkaan daging di pasar diduga karena ada permainan mafia. Mereka sengaja menciptakan situasi daging langka yang diikuti aksi mogok pedagang untuk memaksa pemerintah menambah kuota impor sapi hidup, yang pada triwulan ketiga dibatasi hanya 50 ribu sapi."
Baca Selengkapnya
Edisi Jumat, 14 Agustus 2015
Andi Irawan,
Lektor Kepala Ilmu Ekonomi Universitas Bengkulu
Akhirnya Presiden Joko Widodo merombak kabinetnya. Kabinet yang bernas dari perspektif ekonomi politik harus didukung dua kaki yang kuat sekaligus seimbang. Kaki yang pertama adalah penopang stabilitas dan soliditas politik yang berguna untuk menyinergikan beragam interes kekuatan politik. Sedangkan kaki yang kedua adalah kemampuan eksekusi profesional dari kabinetnya (Mainwaring dan Shugart, 1997).
Lektor Kepala Ilmu Ekonomi Universitas Bengkulu