Edisi Minggu, 26 April 2015
Perjalanan
Sejarah terulur begitu panjang di kota kecil ini. Kebiasaan baru yang muncul masih beraroma kultural.
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Cerpen
Kumbang Jati
Puisi
Riki Dhamparan Putra
Cerpen
Romi Zarman
PERNAHKAH kau dengar kisah seekor kumbang yang terbang dari dalam sebongkah batu?
Batu itu, kata Edy, hijau kristal. Selebar telapak tangan orang dewasa, beratnya kurang sedikit dari satu kilogram dan tebalnya tujuh sentimeter. Bila batu itu disenter dari permukaan, maka cahaya senter akan tembus ke kedalamannya hingga ke permukaannya yang lain. Saat itulah, Edy, saudara saya itu, mengaku melihat sesosok makhluk di dalamnya, yang tak lain dan tak bukan adalah seekor kumbang.
"Totol hijau pekat berpadu hijau kristal adalah motifnya. Indah, bukan?" tutur Edy.
Saya bagai tak percaya.
Baca Selengkapnya
Puisi
Tepi Laut Pada Anakku
Tidak ada laut di kampung ayah
Karena laut itu bijak laut itu bertuah
Tidak seperti ayah yang terambung-ambung
dilamun sajak yang indah-indah
Ayah itu tidak bijak
Ayah itu tidak bertuah
Ayah hanya seorang laki-laki gatal
Ayah pergi bepergian selagi ibumu belajar membadung engkau
dengan badung kain
belajar memindahkan air susunya ke dalam
termos pengawet air susu yang disimpan
di lemari pendingin
Ayah bertualang selagi engkau masih ditimang
Tidak kembali sampai engkau pandai
membedakan ayah dengan orang
Ayah sungguh tidak seperti laut yang bebas membiarkan
engkau melepas pandang
sejauh-jauhnya
berlarian sekuat-kuatnya
menyelam sedalam-dalamnya
Karena laut itu bijak laut itu bertuah
Tidak seperti ayah yang terambung-ambung
dilamun sajak yang indah-indah
Ayah itu tidak bertuah
Ayah hanya seorang laki-laki gatal
Ayah pergi bepergian selagi ibumu belajar membadung engkau
dengan badung kain
belajar memindahkan air susunya ke dalam
termos pengawet air susu yang disimpan
di lemari pendingin
Ayah bertualang selagi engkau masih ditimang
Tidak kembali sampai engkau pandai
membedakan ayah dengan orang
engkau melepas pandang
sejauh-jauhnya
berlarian sekuat-kuatnya
menyelam sedalam-dalamnya
Baca Selengkapnya
Klinik Hukum Perempuan
Video
Cawe-Cawe Jokowi Jelang Pilpres 2024, Benarkah Demi Kepentingan Negara?
Pada Senin, 29 Mei 2023. Jokowi mengatakan jika dirinya akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024 mendatang guna kepentingan bangsa. Bukan kali pertama Jokowi mengatakan hal ini pada selasa 2 Mei 2023, presiden Jokowi juga pernah mengucap kata cawe-cawe saat mengadakan pertemuan di Istana Negara dengan 6 ketua umum partai politik pendukungnya, kecuali Nasdem.
Apakah cawe-cawe ini untuk kepentingan negara atau justru kepentingannya sendiri?
Apakah cawe-cawe ini untuk kepentingan negara atau justru kepentingannya sendiri?