maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Dulu, para pejabat Belanda sering disebut Padoeka Jang Moelia (PJM). Mereka dihormati dan ditakuti oleh bumiputra. Di Medan Prijaji edisi 3 Februari 1910, ada berita penting: "Wetsontwerp dari 16 April 1906 tentang peratoeran kera'jatan keradjaan Olanda di Hindia, maka dalam Indisch Genootschap telah dibintjangkan oleh P.J.M. Mr. J.H. Abendanon, bekas Directeur Onderwijs." Sebutan PJM menjadi keharusan untuk penghormatan dan pembeda kedudukan dalam birokrasi kolonial. Tahun demi tahun berlalu. PJM sulit sirna. Sejarah Indonesia pernah memiliki pemaknaan PJM, sebelum digantikan dengan sebutan Bapak dan Yang Terhormat.
Dalam beberapa pekan terakhir, bangsa Indonesia disuguhi drama teatrikal yang menjadi "menu utama" media massa. Perseteruan KPK versus Polri seolah perlombaan lari. Di saat calon Kapolri yang sudah lulus uji kepatutan dan kelayakan DPR belum dilantik, para komisioner KPK satu demi satu dilaporkan ke Kepolisian oleh pelbagai pihak.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.