maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Museum Balai Kirti di Istana Bogor, Jawa Barat, tak banyak menyajikan peninggalan Presiden Soeharto. Sama seperti presiden lain, museum menyediakan satu ruangan persegi yang berisi foto, video, dua lemari kaca besar, serta dua lemari kaca kecil. Padahal presiden berjulukan "Smiling General" ini berkuasa selama 32 tahun.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pekan ini, meresmikan Museum Balai Kirti. Museum ini berisi seluruh peninggalan enam presiden, sejak Sukarno hingga Yudhoyono. Perwakilan keluarga Sukarno dan Megawati Soekarnoputri tak menghadiri acara ini. Tapi B.J. Habibie dan perwakilan keluarga Cendana, Siti Hadiati Rukmana, serta keluarga Gus Dur, Sinta Nuriah dan Yenny Wahid, hadir.
Johan Budi Sapto Prabowo tergopoh-gopoh masuk ke auditorium Komisi Pemberantasan Korupsi, kemarin sore. Juru bicara KPK itu bakal diambil sumpahnya sebagai Deputi Pencegahan-jabatan barunya. Sebuah peristiwa membuat acara pelantikan itu molor: Johan diajak berfoto selfie oleh wartawan, yang lalu berceloteh bahwa jasnya, astaga, kedodoran. Johan mengenakan jas yang terlampau gombor!
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.