maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Atlet renang Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, mengaku beruntung memiliki sponsor untuk kebutuhan pakaian bertandingnya. Sebab, ia bisa menghabiskan minimal Rp 3,5 juta untuk membeli satu celana renang, satu kacamata, dan satu topi renang.
Celana renang yang seharga Rp 2,5 juta itu hanya bisa dipakai maksimal 10 kali. "Kalau lebih dari itu, airnya masuk ke celana dan mengganggu gerakan," kata dia saat ditemui selepas acara diskusi olahraga di Jakarta, pekan lalu.
Penyerang senior tim PSSI U-23, Ferdinand Sinaga, memiliki cara tersendiri untuk menjaga kekompakan timnya dalam Asian Games XVII lalu. Ia suka bercanda atau memutar lagu-lagu Batak dan Manado dengan pengeras suara dari tape mungil miliknya. Ia melakukannya saat bersama tim menempuh perjalanan satu jam dengan bus dari wisma atlet Asian Games di Incheon, Korea Selatan, ke tempat latihan. "Saya dari Medan, sedangkan istri saya dari Manado, jadi saya putar lagu-lagu dari kedua daerah itu," ujar dia.
Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat, mengatakan pemerintah kurang memperhatikan kesejahteraan atlet Indonesia. Mantan atlet bulu tangkis berusia 33 tahun ini mengungkapkan hal itu saat menghadiri acara diskusi olahraga nasional, Ayo Bangkit Olahraga Indonesia, di Jakarta, Senin lalu.
Gelandang Rizky Pellu masih ingat jelas momen ketika wasit Iwan Sukoco menutup laga melawan tuan rumah Persita Tangerang di Stadion Singaperbangsa, Karawang, awal September lalu. Saat peluit dibunyikan, segenap anggota tim Pelita Bandung Raya yang berada di bangku cadangan tumpah ruah ke lapangan.
Mereka baru saja menaklukkan Persita dengan skor 3-1 lewat gol Bambang Pamungkas dan dua gol Tolauhu Abdul Musafri. Hasil ini memastikan mereka lolos ke babak delapan besar Liga Super Indonesia 2014. Sebuah catatan membanggakan yang tak pernah diduga mayoritas anggota tim itu pada awal musim. "Kami baru yakin (lolos) ketika tersisa empat laga," kata Rizky, Sabtu lalu. "Saat itu, jarak poin dengan Persija hanya satu poin."
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.