Edisi Rabu, 18 Desember 2013
Fachruddin Mangunjaya,
Dosen Universitas Nasional
Hingga beberapa dekade terakhir, Indonesia sangat menggantungkan hasil-hasil alam yang kebanyakan bertumpu pada mineral dan hutan alam. Kini, apakah bangsa ini mempunyai skenario lain untuk memanen hasil bila sumber daya tersebut telah habis terkuras? Tidak dapat dimungkiri bahwa bagi bangsa Indonesia sesungguhnya keanekaragaman hayati (kehati) bukanlah sesuatu yang asing karena sebagian besar dari kegiatan pokok dan kebutuhan penduduk semuanya bergantung pada keutuhan dan pemanfaatan kehati.
Manfaat kehati biasanya terkemas dalam keanekaragaman kehidupan, baik pada tingkatan ekosistem yang terdiri atas aktivitas kompleks makhluk hidup yang berinteraksi, yang menciptakan sistem yang seimbang dan harmonis, maupun pada keunikan populasi ataupun individu dari berbagai spesies dan genetik yang memunculkan peran masing-masing. Kawasan pertanian dan perkebunan sangat bergantung pada apa yang disebut dengan jasa ekosistem (ecosystem services), yaitu pelayanan yang dilakukan ekosistem untuk menghasilkan jasa berupa produk yang tidak tergantikan oleh tangan manusia. Misalnya penyangga abrasi (pantai), mencegah timbulnya erosi, regulasi iklim, penyerap karbon, pemurnian air supaya menjadi bersih, habitat satwa dan penyedia biji-bijian, serta produk kayu dan bukan kayu.
Dosen Universitas Nasional
Baca Selengkapnya
Opini di Edisi Lainnya
Edisi Selasa, 17 Desember 2013
Edisi Senin, 16 Desember 2013
Nirwono Joga,
Koordinator Gerakan Indonesia Menghijau
Pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim dan peningkatan permukaan air laut telah mengancam keberlanjutan kota-kota pesisir, termasuk di Indonesia. Padahal 50 persen atau 47 kota dari jumlah total kota di Indonesia merupakan kota pesisir, dengan rincian 5 kota metropolitan, 5 kota besar, 32 kota sedang, dan 5 kota kecil.
Nusantara, kata yang menggambarkan dengan jelas Indonesia sebagai negeri kepulauan dengan karakteristik utama kota-kota pesisir di Indonesia. Namun pemahaman mengenai pembangunan kota pesisir telah lama ditinggalkan seiring dengan melemahnya wawasan terhadap negeri kepulauan yang beralih ke konsep kota daratan.
Koordinator Gerakan Indonesia Menghijau