maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Kondisi lalu lintas di negeri ini sangat mengkhawatirkan. Para pengemudi, baik sepeda motor maupun roda empat, makin berani melawan arus atau masuk daerah larangan. Sepeda motor naik ke atas trotoar, angkutan kota tidak menghiraukan tanda larangan parkir dan berhenti, dan lain-lain. Semua ini terjadi akibat lemahnya penegakan hukum di jalan raya ataupun adanya pembiaran oleh aparat yang berwenang. Keadaan ini sepertinya sudah sesuai dengan adagium yang berbunyi: pelanggaran yang dibiarkan terusmenerus akan menjadi satu kebiasaan. Kebiasaan yang dibiarkan terusmenerus akan menjadi suatu kebenaran.
Saya pemakai nomor Telkomsel 0812 8033 9XXX. Setiap kali selesai isi pulsa, saya mendapat SMS dari Telkomsel bahwa, sebagai pengguna nomor Simpati yang dikelola Telkomsel, saya diikutkan dalam program "Bintang Isi Ulang Telkomsel".
Setiap kali selesai mengisi pulsa, saya selalu mengirimkan teks PESTA ke 3999. Dan biasanya, beberapa detik kemudian, saya akan mendapat balasan secara otomatis (?) dari Telkomsel jumlah poin yang saya miliki semenjak satu semester pertama 2013.
Saya pensiunan pegawai negeri di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Seingat saya, setiap pegawai negeri, dan juga pejabat negara lainnya, sebelum menjalankan tugas-tugasnya, lebih dulu "bersumpah" di hadapan pemuka agama yang telah ditunjuk oleh instansi/negara. Sumpah yang diawali dengan menyebut nama Tuhan ini memuat kata-kata seperti, antara lain, "tidak akan menerima pemberian dalam bentuk apa pun dan dari siapa pun". Karena sumpah ini mengatasnamakan Tuhan, sudah seharusnyalah kita tidak melanggarnya.
Sedikit celah kabar gembira datang dari Gubernur Jawa timur. Menurut situs berita Suara Merdeka, Gubernur Soekarwo meminta Pemerintah Kabupaten Mojokerto membatalkan izin pembangunan pabrik peleburan baja di kawasan Trowulan, situs kerajaan Majapahit. Hal itu dikatakan Pakde Karwo--panggilan akrab Soekarwo--ketika menerima rombongan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/The Indonesian Heritage Trust), Jumat (18 Oktober) siang di kantor gubernur di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Ketika menyaksikan tayangan Indonesia Lawyer Club di TV One (18/10), saya terkesan pada dua pembicara, yakni mantan Hakim Agung Benyamin Mangkudilaga dan Ketua Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun. Pak Benyamin, sebagai sesepuh warga Banten, menyinggung gelar Tubagus di depan nama Chasan Soehib, ayah Gubernur Banten Atut Chosiyah. Menurut Pak Benyamin, Tubagus adalah gelar kebangsawanan warga Banten. Setahu Pak Benyamin yang kenal Abah Chasan, gelar Tubagus dulunya tidak dimiliki "sang jawara" tersebut. Kenapa bisa gelar tersebut lantas melekat ke Abah Chasan, sehingga anak-anak dari enam istrinya, yang laki-laki pakai gelar Tubagus dan yang perempuan Ratu. Apa iya, gelar Tubagus bisa dibeli seperti Abah Chasan dapat gelar Dr Hc dan Profesor dari Northern University dan Global University (Amerika Serikat)?
Sekitar 200 pedagang lantai I dan II Pasar Jaya Atom Plaza Pasar Baru, Jakarta, telah menjadi korban arogansi PD Pasar Jaya, yang berkolusi dengan investor PT Duta Kirana Sejahtera (DKS).
Upaya meminta revisi harga kios revitalisasi (bukan bangun baru) per m2 Rp 25-55 juta mentok dan ditolak mentah-mentah oleh direksi PD Pasar Jaya. Berulang kali delegasi ke Balai Kota ingin bertemu dengan Bapak Wakil Gubernur DKI melalui staf khusus, gagal dan dipingpong ke sana-kemari.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.