maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
JAKARTA -- Kembali munculnya spekulasi pelonggaran stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat langkah rupiah semakin tertatih. Meskipun ada sentimen positif dari Cina, kekhawatiran pelaku pasar yang telanjur tinggi menjadikan rupiah terus tertekan. Dalam perdagangan pasar uang kemarin, rupiah bergerak turun 95 poin (0,84 persen) ke level 11.445.
JAKARTA - Masih rawannya aksi ambil untung di kalangan pelaku pasar serta belum stabilnya posisi rupiah membuat bursa saham akan bergerak variatif pekan ini. Analis dari PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan berlanjutnya aksi profit taking di bursa Wall Street setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan tidak mengurangi stimulus berpotensi menghambat laju indeks. "Pasar masih rawan aksi ambil untung."
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu ditutup di level 4.583,83, atau meningkat 208,29 poin (4,75 persen) dibanding posisi akhir pekan sebelumnya. Namun, seiring berakhirnya euforia stimulus The Fed, pelaku pasar mulai menanti sentimen positif baru untuk melanjutkan aksi beli.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.